Karanganyar — Panen raya bawang putih di Desa Segoro Gunung, Ngargoyoso membuktikan budidayanya itu di lereng Gunung Lawu kembali bangkit. Pola kemitraan antarkelompok tani dengan swasta menjadi kunci sukses kebangkitannya.
“Budidaya bawang putih sudah 20 tahun vakum. Pasarannya enggak menjamin, karena harganya sering jatuh. Ongkos tanam dengan hasilnya timpang,” kata Kepala Desa Segoro Gunung, Tri Harjono di lapangan desa setempat, Selasa (3/9).
Kondisi demikian berubah berkat ajakan bermitra dari perusahaan swasta. Para petani diberi secara cuma-cuma bibit bawang putih jenis Tawangmangu Baru dan beberapa jenis lokal lainnya.
“Panenan di gudang ada 60 ton. Sudah dibeli semua oleh CV Berkat Putih Abadi. Kita jadi bersemangat menanam lagi,” katanya.
Dalam membudidaya bawang putih, perusahaan itu menggandeng kelompok tani diantaranya Nyawiji Rejeki dan Rejeki Makmur.
Anggota Poktan Nyawiji Rejeki, Jarwanto mengatakan keuntungannya maksimal. Di lahannya seluas 4 hektare, ia mampu memanen 45 ton. Keuntungan bersih sekitar Rp 7 Juta per 1.000 meter persegi. Dimulai menanam April, kelompok tani ini memanen pada Agustus. Ia mengatakan, waktu menanam tiap kelompok tani mitra tidak sama. Hal itu disebabkan dropping benih juga tak serentak.
“Yang dibutuhkan petani kepastian. Pasti dibeli, pasti harganya dan jaminan keberlanjutan kerjasama dengan rekanan. Dulunya semua takut menanam bawang karena serba tidak pasti,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo