Solo — Asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sedikitnya menyebabkan 3.394 warga di daerah Kalimantan Tengah terkena Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA). Data penderita ISPA dari Dinas Kesehatan Kalteng tersebut, tercatat terus mengalami peningkatan setiap minggunya.
Menyikapi kondisi itu, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Solo mengutuk keras ulah oknum pembakar hutan. Pasalnya, atas perbuatan yang dilakukan tidak hanya merusak ekosistem lingkungan hutan, tapi juga mengancam kesehatan warga sekitar.
“Kami menuntut pemerintah untuk dapat menindak tegas orang atau perusahaan yang dengan sengaja telah membakar hutan,” kata Ketua DPC GMNI Kota Solo, Ruwanda kepada wartawan, Sabtu (22/9).
Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang terkena ISPA di daerah tersebut, pihaknya mengaku telah melakukan penggalangan dana. Seperti di kawasan Car Free Day (CFD) dan juga Manahan.
Dana yang terkumpul tersebut, nantinya akan disalurkan dalam bentuk cash dan ditansfer kepada GmnI Cabang Palangkaraya. Dengan tujuan, bantuan yang diberikan dapat dibelikan masker untuk membantu masyarakat yang saat ini membutuhkan.
“Harapannya dengan kontribusi yang kita berikan, bisa sedikit meringankan warga di sana. Karena dari informasi yang kita terima, masker masih sangat dibutuhkan masyarakat yang terdampak kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.
Dari pantauan di lapangan, hingga sore tadi puluhan mahasiswa tersebut masih terlihat melakukan penggalangan dana disejumlah titik di kawasan Manahan. Berbekal kotak kardus bertuliskan Peduli Karhutla, tak jarang warga yang melihat aktivitas tersebut ikut berempati dengan memberikan bantuan dana.
Editor : Wahyu Wibowo