Sragen — Menjelang coblosan yang akan digelar Kamis (26/9) besok, praktik serangan tembakan Pilkades masih terjadi. Praktik politik uang Pilkades Sragen masih belum musnah. Kehadiran tim Satgas Anti Money Politic yang digalang Pemkab, kecamatan hingga desa, seolah tak mempan. Rata-rata sebaran uang politik uang berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per kepala.
“Kalau tempat saya sudah kemarin, kader dari semua calon semuanya juga mbagi duit. Ada yang pakai amplop ada yang langsung. Besarannya Rp 100.000 dan Rp 150.000. Ini naik dua kali lipat. Pilkades dulu tembakannya hanya Rp 50.000,” ujar Kardi, salah satu warga Tanon, Rabu (25/9).
Fakta di lapangan, aksi bagi-bagi uang masih saja terjadi. Bahkan di beberapa wilayah, besaran uang tembakan justru naik dari Pilkades tahap sebelumnya.
Praktik politik uang itu terdeteksi terjadi di antaranya di banyak Pilkades di wilayah Sumberlawang, Tanon, Masaran, Kedawung, Karangmalang, Sidoharjo, Ngrampal, Gondang, Sambirejo, Plupuh dan Bener serts beberapa kecamatan lainnya.
“Di beberapa desa di sini, sudah disebar sebelum penetapan calon kemarin. Kemudian tadi malam ditembak lagi. Ada yang Rp 50.000, ada yang Rp 100.000,” ujar Joko, warga Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang.
Namun demikian, Ketua Tim Desk Pilkades Kabupaten Sragen, Suharto mengak belum menerima aduan atau laporan apa pun perihal praktik politik uang di Pilkades. Menurutnya, tim dipimpin bupati bahkan sudah diterjunkan melakukan pantauan ke 14 kecamatan sejak Selasa (24/9) kemarin ke lapangan namun juga belum mendapati laporan atau temuan.
“Sampai sejauh ini kami belum menerima aduan maupun laporan politik uang,” katanya kepada wartawan.
Editor : Wahyu Wibowo