Ottawa – Gempa di Haiti membawa dampak yang luar biasa kepada para korban, terutama anak-anak. Akhir pekan lalu para orang tua kedatangan anak-anak Haiti korban gempa.
Pemerintah Kanada memfasilitasi seorang pengadopsi untuk mengambil anak-anak korban melalui operasi pemerintah Kanada yang dijuluki Operation Stork atau Operasi Bangau, mengingat kesulitan logistik yang terjadi di negeri itu, pemerintah Kanada sedang berupaya untuk menempatkan anak sebanyak mungkin dalam penerbangan tersebut.
Terakhir sebanyak 62 anak usia 3 bulan hingga 17 tahun tiba di Kanada, dari sekitar 217 yang siap dalam proses adopsi saat gempa bumi berkekuatan 7 SR menghancurkan Haiti pada 12 Januari 2010 lalu.
Operasi Bangau ini diharapkan akan berkurang setelah dua gelombang penerbangan sebelumnya pada tanggal 3 dan 6 Februari 2010. Setelah memfasilitasi seluruh proses adopsi sejak sebelum terjadinya gempa, pemerintah Haiti mengatakan hanya akan menyetujui anak-anak yatim piatu yang kasusnya telah diselidiki dan disahkan boleh meninggalkan negara itu.
Dilansir dari epochtimes, konferensi para menteri luar negeri membahas masalah Haiti di Montreal (25/1) lalu, diantaranya 18 LSM Kanada termasuk Care, Oxfam, UNICEF, dan Plan Canada, mendesak bantuan diprioritaskan pada anak-anak terlantar dan kelompok rentan lainnya, serta menyerukan penundaan adopsi, hal ini dikuatirkan juga oleh pemerintah Haiti terkait adanya anak-anak korban Haiti yang diperdagangkan antar benua.
UNICEF juga menyarankan meskipun banyak orang bersedia mengadopsi anak yatim piatu Haiti, berdasarkan pengalaman, hal yang paling dibutuhkan anak-anak sekarang adalah dukungan emosional dan fisik di mana mereka berada saat ini.
(Diolah dari epochtimes)
Rony/Timlo.net