Boyolali — Kemenangan bumbung kosong di dua desa dalam Pilkades serentak di wilayah Kabupaten Boyolali, Rabu (20/3) lalu menuai keprihatinan kalangan DPRD. Kemenangan bumbung kosong tersebut sebagai wujud masyarakat sangat peduli demokrasi dan menginginkan calon lain dan bukan calon tunggal.
Selain itu, DPRD juga mendesak agar calon yang kalah dengan bumbung kosong mengundurkan diri dan tidak mencalonkan kembali. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua DPRD Boyolali Turisti Hindriya.
Piihaknya sangat prihatin dengan kemenangan bumbung kosong di dua desa dalam Pilkades, yakni Desa Dlinggo, Kecamatan Mojosongo dan Desa Kedungdowo (Kecamatan Andong). Melihat kondisi tersebut, Turisti mengatakan, calon kades (Cakades) yang dikalahkan bumbung kosong mestinya mengundurkan diri. Ini membuktikan sang calon tidak dikehendaki masyarakat.
“Idealnya mundur, kalau nanti maju lagi dalam Pilkades ulang,sangat tidak elegan. Kalau calon mundur, proses Pilkades bisa dibuka pendaftaran lagi,” tandas Turisti ditemui di ruang kerjanya, Jumat (22/3).
Yang perlu diperhatikan lagi, lanjut Turisti, Cakades gagal dalam tes sementara hanya satu calon yang lulus, Pemkab mestinya bisa memberikan kebijakan lain. Artinya, pemkab harus menghindari calon tunggal karena calon lain gagal, sehingga demokrasi di masyarakat bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, menjelang Pilkades tahap ke dua yang akan diikuti 95 desa, Pemkab sedini mungkin harus mewaspadai desa dengan calon tunggal. Pasalnya, di beberapa desa saat ini sudah mulai memanas dan mengkampanyekan kemenangan bumbung kosong.