Solo — Banyaknya sekolah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) swakelola yang dinilai tidak menyasar membuat kalangan DPRD Solo memberi warning bagi pencairan dana serupa di tahun ini. DAK yang pengelolaaanya diserahkan ke sekolah itu dinilai tidak tepat sasaran karena dimanfaatkan untuk perbaikan yang tidak sesuai kerusakan sekolah yang ada.
“Di tahun kemarin (2012), ada yang sekolah mendapat DAK swakelola itu. Saat kami inspeksi mendadak (sidak) ternyata dana DAK itu digunakan untuk perbaikan dinding yang kurang perlu. Padahal atapnya sudah keropos dan melengkung. Itu kan tidak tepat sasaran. Kalau nanti tahu-tahu atapnya roboh bagaimana?” ujar Ketua Komisi IV DPRD Solo, Teguh Prakosa kepada Timlo.net, Sabtu (23/3).
Untuk itu, Teguh meminta dilakukannya cek ulang terhadap sekolah penerima DAK tersebut. “Harus dilakukan cek ulang, apakah proposal yang diajukan sesuai dengan kerusakan yang ada di lapangan,” pintanya.
Teguh mengakui, sebenarnya sudah ada Tim Lintas SKPD yang mengawasi pelaksanaan DAK tersebut. “Tim ada, DPU juga terlibat. Tetapi tetap saja ada penyimpangan. Saya kurang tahu apakah dinas mugkin kurang personil,” ungkapnya.
Terkait hal itu, ke depan, politisi PDIP ini mengharapkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) untuk melibatkan pengawas sekolah dalam pelaksanaan DAK. “Pengawas itu kan logikanya lebih tahu soal sekolah, dimana mereka merupakan mantan kepala sekolah. Saya kira juga bisa menilai konstruksi bangunan, mana yang memang perlu diperbaiki,” kata Teguh.
Disinggung kapan DAK tersebut bakal dilaksanakan, Teguh mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang sekolah-sekolah penerima DAK. “Segera kita panggil. Harapannya Mei-Juni sudah bisa dikerjakan. Tidak seperti tahun kemarin yang mepet akhir tahun sehingga berdampak pada kualitas bangunan,” tandasnya.