Wonogiri — Pemkab Wonogiri menyebut warga yang tak memiliki aliran listrik reguler, kurang rajin merawat instalasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Hal ini terlihat dari banyaknya kerusakan pada beberapa komponen di instalasi tersebut.
Kabid Geologi Air Tanah dan Energi pada Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPESDM) Wonogiri, Eko Septaningsih menyebut, banyak kerusakan yang terjadi pada instalasi bantuan pemerintah pusat tersebut. Kerusakan bersifat beragam tingkatannya. Mulai ringan, sedang, hingga berat.
“Sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian aki sebagai penyimpan daya. Banyak pula yang sudah rusak. Disamping itu, warga juga kurang rajin merawat panel suryanya. Akibatnya, banyak yang sudah tidak berfungsi,” kata Eko di ruangannya, Senin (25/3).
Padahal, menurutnya, sebelum instalasi diberikan ke warga penerima, sudah disertai himbauan. Isinya, permintaan ke warga untuk selalu menjaga, merawat dan melindungi instalasi PLTS itu.
“Soal penyebab kurang rajinnya mereka, saya sendiri tidak bisa memastikan. Apa mungkin gara-gara hibah, sehingga mereka menjadi tidak begitu memedulikannya. Padahal keberadaan PLTS di daerah terpencil sanga membantu. Paling tidak bisa memberikan penerangan standar ke warga,” lanjutnya.
Saat ini ada ratusan warga yang tak bisa menikmati aliran listrik reguler. Kesemuanya dikaver dengan bantuan hibah PLTS dari pemerintah pusat.
Mereka bermukim di Kecamatan Karangtengah sebanyak 795 SHS (solar home system) alias satu rumah satu instalasi, dan di Kecamatan Kota Wonogiri ada 18 SHS. Sedang, di daerah Slogohimo terdapat 105 unit, Giriwoyo 11, Selogiri 54, Nguntoronadi 80, dan Kecamatan Batuwarno terdiri 28 SHS.