Solo — Pemerintah Arab Saudi berencana melakukan investasi tempat ibadah di Solo. Menurut informasi yang dihimpun Timlo.net, salah satu lokasi yang berpotensi untuk dijadikan pembangunan masjid atau replika Grand Mosque Abu Dhabi tersebut menggunakan lahan milik PT Pertamina. Tepatnya di samping SPBU Gilingan, Banjarsari.
Namun demikian, PT Pertamina wilayah Jateng dan DIY saat dikonfirmasi justru mengaku belum mengetahui rencana tersebut. Hal itu karena dianggap belum adanya tembusan dari Pemerintah maupun Pertamina pusat.
“Kunjungan kemarin itu setahu saya hanya sebatas survei lokasi. Namun setelahnya, kita belum tahu apakah akan jadi menggunakan lokasi milik Pertamina tersebut atau yang lain, ” kata Senior Supervisor Communications Pertamina MOR IV Jateng-DIY, Arya Yusa Dwicandra kepada wartawan, Rabu (16/10).
Ia mengaku tidak tahu persis, kelanjutan dari rencana investasi pembangunan masjid yang akan dilakukan oleh Uni Emirat Arab di Solo. Mengingat rencana itu, merupakan kewenangan dari pemerintah dan PT Pertamina pusat.
Meski demikian, jika investasi tersebut akan dilakukan di lahan milik Pertamina itu, pihaknya mengaku ada beberapa tahapan yang harus dilakukan setelah keputusan atau kesepakatan hibah dilakukan. Diantaranya terkait pembersihan lahan dan aset Pertamina yang masih tertinggal di lahan itu.
“Meski lahan itu milik kami, namun karena sudah lama ditutup, jadi kita sekarang juga tidak tahu apa saja aset di sana. Termasuk berapa luasnya. Karena semua dokumen sudah dikelola Kementerian Keuangan,” tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada sejumlah rencana investasi yang akan dilakukan oleh Uni Emirat Arab di Indonesia. Sederet investasi tersebut di antaranya investasi lahan pertanian di Kalimantan Tengah, Transaksi Kapal LST, pendanaan abadi (Sovereign Wealt Fund/SWF). Termasuk membangun replika Grand Mosque Abu Dhabi di Solo.
Terkait pembangunan masjid dan islamic center di Solo, lahan milik PT Pertamina yang berlokasi di samping SPBU Gilingan, Banjarsari dijadikan sebagai salah satu alternatif.
Editor : Dhefi Nugroho