Solo — Pengembangan kompetensi guru secara terstruktur dan berkelanjutan serta berorientasi pada era industri 4.0 dan 5.0 adalah merupakan keniscayaan bagi peningkatan mutu pendidikan yang akan berimplikasi pada kesejahteraan kehidupan bangsa ke depan.
“Hal itu berangkat dari kondisi kompetensi guru saat ini dan kebutuhan kompetensi guru masa mendatang, serta seiring dengan perkembangan Ipteks yang begitu pesat,” jelas pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Dr Sofyan Anief yang juga Rektor UMS, Rabu (23/10).
Lebih lanjut Sofyan mengatakan, salah satu alternatif model pengembangan kompetensi yang efektif untuk guru adalah model Continuous Professional Development atau sering disebut pengembangan keprofesian secara berkelanjutan dan terpadu.
Untuk merespon perkembangan Ipteks dan kebutuhan guru ke depan, kata Sofyan, maka perguruan tinggi terutama Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) harus mengembangkan kurikulum berbasis era disrupsi dan berorientasi pada perkembangan era industri 4.0 dan 5.0.
Selanjutnya, kata Sofyan, diperlukan pengembangan capaian kompetensi lulusan, tidak saja mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan namun juga harus berorientasi pada fenomena dan perkembangan Ipteks yang terjadi pada masa mendatang.
Editor : Wahyu Wibowo