Timlo.net — Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo meyakini bahwa kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta di Medan, Sumatera Utara kemarin, dampak dari Peraturan Pemerintah (PP) nomor 99 tahun 2012. Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana pun panen hujatan.
Menurut Bambang, peristiwa pembakaran Lapas yang dilakukan warga binaan sebuah kesalahan sangat fatal. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan Kementerian Hukum dan HAM dalam mengontrol dan mengelola LP.
“Rangkaian Sidak (inspeksi mendadak) Wamenkumham Denny Indrayana ke sejumlah LP selama ini tak lebih dari show yang jelas-jelas tidak menyelesaikan persoalan,” jelas Bambang di Jakarta, Jumat (12/7).
Dari data atau catatan yang bisa dipelajari, lanjut Bambang, potensi rusuh atau perlawanan warga binaan di LP Tanjung Gusta sesungguhnya sudah terlihat begitu nyata. Sebab, kata Politisi Golkar itu, LP itu dihuni 2.660 narapidana dan tahanan, padahal kapasitas tampungnya hanya 1.054 narapidana.
“Jelas bahwa Wamenkumham sama sekali tidak peduli pada potensi perlawanan warga binaan di LP Tanjung Gusta. Padahal, orang bodoh sekali pun paham dan sadar bahwa penampungan yang melebihi kapasitas selalu mengandung risiko alias bom waktu. Dan, bom waktu di LP Tanjung Gusta sudah meledak Kamis malam waktu setempat,” tegas dia.
Bambang juga menyebut kesalahan bukan berada pada petugas LP Tanjung Gusta. Sebab, manajemen LP hanya dipersiapkan untuk mengawasi dan melayani 1.054 narapidana, bukan seperti yang ada saat ini sebanyak 2.660.
“Saya yakin, manajemen LP Tanjung Gusta sudah mengeluhkan masalah ini, tetapi tidak ditanggapi Kemenkumham. Mengawasi dan melayani lebih dari 2.500 Napi dan tahanan bukanlah pekerjaan sederhana. Apalagi, beberapa di antaranya berstatus Napi teroris,” tuturnya.
Bambang juga meragukan aksi Sidak yang sering kali dilakukan oleh Wamenkum HAM Denny Indrayana ke sejumlah LP beberapa waktu lalu. “Kalau rangkaian Sidak Denny itu produktif, kelebihan kapasitas di LP Tanjung Gusta mestinya sudah dibenahi sehingga perlawanan warga binaan LP tidak terjadi,” terangnya.
“Fakta kerusuhan di LP Tanjung Gusta menjadi bukti bahwa rangkaian Sidak Denny Indrayana selama ini hanya menjadi ajang pertunjukan yang tidak produktif,” ujarnya.
sumber : merdeka.com