Wonogiri — Kalangan guru menilai Kurikulum 2013 bisa lebih efektif dalam membentuk pribadi siswa yang tangguh. Meski demikian masih diperlukan banyak pembiasaan di kalangan guru sendiri.
“Sudah kami mulai penerapan Kurikulum 2013 sejak awal masuk Tahun Ajaran Baru 2013/2014. Dan ternyata anak-anak malah senang, sebab pembelajaran tidak hanya di dalam kelas tapi meliputi luar kelas juga. Jadi lebih menyenangkan,” ujar Guru Kelas 1 SDN 2 Bulusulur Wonogiri, Eny Budiarti. Sekolah ini termasuk satu di antara 11 SD di Wonogiri yang menjadi pilot project Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013, menurut Eny, lebih mengedepankan 3 aspek. Ketiga aspek itu adalah sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Untuk mencapai aspek itu tidak cuma mengandalkan pemberian materi oleh guru.
“Anak dituntut lebih kreatif, tidak boleh mengandalkan dari guru. Materi bisa diperoleh dari beragam sumber. Bisa lewat media online, atau pengamatan langsung di lapangan. Tapi memang guru dituntut untuk membiasakan diri dan siswa agar tercapai keadaan itu, ini mungkin bukan pekerjaan mudah,” jelas Eny, Kamis (18/7).
Sedang, guru kelas 4 Miyarno menjelaskan, jika Kurikulum 2013 diterapkan secara maksimal akan didapat hasil luar biasa. Pribadi anak lebih terbentuk mandiri, inovatif, dan kreatif.
“Untuk materi yang diberikan bersifat menyatu. Artinya dalam materi meliputi pula beberapa mata pelajaran. Serta perpindahan antar materi menjadi sangat halus, tidak seperti dulu. Misalnya guru menunjukkan pensil, maka dari situ dapat diterangkan tulisan pensil sebagai materi Bahasa Indonesia, jumlah pensil sebagai materi Matematika, dan bahan pensil dari pelajaran IPA, ” katanya.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Baturetno Kavinji menyebut Kurikulum 2013 akan mampu merubah mindset siswa. Semula berpikiran pasif dan hanya menunggu dari guru, kini mesti lebih kreatif mencari tahu.