Timlo.net — Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung mengaku membatasi berkicau di jejaring sosial Twitter, dalam sehari hanya ngetweet 5 sampai 6 kali. Namun dia mengaku pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan saat menggunakan media sosial itu.
“Saya sebagai politisi, membatasi nge-tweet 5 sampai 6 kali dalam sehari. Kemarin ketika buat tweet tentang tulisan ‘Beraninya hanya mengajak buka bersama, tapi tidak berani mengajak hidup bersama’ yang retweet banyak hampir 250 kali. Tapi kalau saya ngetweet tentang politik, yang ada feed back-nya caci maki,” kata Pramono di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (23/7).
Menurut pria yang disapa Pram ini, hal itu menunjukkan ketidakpercayaan publik terhadap politik maupun lembaganya karena ada persepsi yang muncul sedemikian rupa lewat media internet. Pertarungan politik bisa menang karena media dan publik yang mengangkat.
“Internet tadi, orang yang masuk sosial media kebanyakan orang-orang yang mengerti teknologi dan kritis. Para pelaku ini harus diakui hampir semua wartawan ada disana. Kalo bicara basket biasa, tapi kalau ngomongin DPR malah macem-macem responnya. Jadi negatif,” ujar Pram.
Selain itu, Pram juga mengeluhkan pemberitaan media yang selalu mengangkat kejelekan anggota-anggota DPR di internet. “Ketika ada berita anggota DPR yang tidur, itu malah jadi berita bagus bagi media. Berita baik tentang anggota DPR itu dianggap tidak menarik,” imbuhnya.
sumber : merdeka.com
