Boyolali — Menahan sakit setelah bahu kirinya dijahit akibat dibacok anak tirinya, Wahyuningsih, warga Kampung Surowedanan Pulisen Boyolali, mengaku masih trauma dengan kejadian keji yang menimpa keluarganya, Rabu (30/7) pukul 01.00 WIB. Apalagi pelakunya adalah anak tirinya, Randitya Aji, yang sudah dianggap anak kandungnya sendiri.
“Dia itu sudah saya anggap anak kandung sendiri, Selasa malam bahkan masih baik sama saya, minta dibuatkan nasi goreng,tapi kok malah nekat begini,” ungkap Wahyuningsih ditemui di bangsal IGD RSUD Pandanaran Boyolali, Rabu siang.
Menurut pengakuan Wahyuningsih, sebelum peristiwa pagi tadi, dua minggu lalu, antara tersangka dan suaminya, Arip Jarwanto, terlibat perselisihan. Akibat perselisihan itu, suaminya yang juga ayah tersangka dilaporkan ke polisi dengan tuduhan penganiayaan. Namun oleh polisi, kasusnya ditangguhkan dan tersangka dikembalikan ke keluarga.
“Sejak itu, saya dan anak-anak saya khawatir dan tidak nyaman dekat dengan dia, apalagi saya, untuk menyayangi dia seperti biasanya, rasanya sulit,” ungkap Wahyuningsih.
Pertengkaran yang terjadi antara tersangka dengan suaminya dipicu oleh SMS dari ibu tersangka yang berada di Jambi. Diakui Wahyuningsih, selama ini tersangka tinggal di Jambi bersama ibu kandungnya. Namun sejak lulus SMA atau sekitar sebulan lebih, tersangka pulang ke Jawa.
Tersangka kala itu, menuntut kepada ayah kandungnya untuk diakui sebagai anak kandungnya. Bahkan, tersangka menuntut agar namanya masuk dalam kartu keluarga.
“Namanya kan tidak ada dalam KK, lha memang sejak kecil ikut ibu kandungnya di Jambi, kan sudah pisah sama suami saya,” ungkap Wahyuningsih.
Diakui Wahyuningsih, sejak kedatangan anak tirinya, sering membuat resah keluarganya. Bahkan kelakuan keji anak tirinya juga pernah dilakukan di Jambi.
“Biar saja dihukum, biar kapok, saya juga takut kalau dia dibebaskan,” tandas Wahyuningsih.