Solo — Lama tak tampil di panggung pertunjukan, Suprapto Suryodarmo mementaskan pertunjukan tari ‘Manusia Pemakan Bangkai’ di Teater Arena TBJT Solo, Kamis (15/8) malam. Pendiri Padepokan Lemah Putih itu tampil tidak sendiri, melainkan bersama ketiga muridnya, yakni Maharani Ayu, Fitri Setyaningsih, dan Danang Ramadhan.
Pertunjukan berdurasi waktu 30 menit itu diawali dengan Mbah Prapto bersama seorang muridnya tidur terlentang di atas sebuah papan miring panjang berbentuk persegi panjang.
Tanpa diduga, keduanya bangun dan memainkan tumpukan daging yang masih berlumur darah segar. Lalu, daging tersebut diusapkan ke seluruh permukaan tubuh bersama darah yang masih menempel di daging itu.
Selang beberapa waktu Mbah Prapto turun dari papan dan ia melakukan tarian sambil mengigit daging sapi yang belum diolah itu. Di sisi lain murid Mbah Prapto yang masih tertidur di atas papan tersebut terdiam, kala terjadi hujan daging dan darah dari atas yang secara langsung mengenai tubuhnya.
Setelah hujan daging selesai, wanita itu berdiri dan menyanyikan kidung surga yang di tujukan kepada Tuhan serta hewan yang telah menjadi bangkai tersebut.
Namun begitu kontras, tatkala diakhir pertunjukan dihadirkan sebuah tarian bergenre hip hop. Dalam tarian ini, Mbah Prapto juga turut melebur menjadi satu di antara penari hiphop tersebut.
“Saya ingin menunjukan perilaku manusia yang masih sangat terbilang konsumtif. Meski hewan ditakdirkan oleh Tuhan sebagai konsumsi manusia, namun kita juga harus memperlakukannya sebaik mungkin. Tidak hanya dibantai dan dijadikan makanan semata tanpa tahu asal dari yang kita konsumsi tersebut,” jelas Mbah Prapto usai pertunjukan.
Lewat pertunjukan ini, Mbah Prapto ingin memberikan kesadaran pada manusia tentang penderitaan yang dirasakan hewan melalui tindakan manusia yang semena-mena.
“Kalau kita mau melihat cara menyembelih hewan terkadang terbilang sadis, hanya dengan sebuah peralatan mesin. Manusia bisa membunuh hewan. Padahal hewan merupakan mahkluk hidup seperti manusia pada umumnya,” terangnya.
Usai pertunjukan, daging yang digunakan sebagai properti pertunjukan disate bersama-sama. Dalam pertunjukan ini sendiri, Padepokan Lemah Putih menyiapkan sebanyak 12 kilogram daging sapi segar.
Wah, selamat menikmati sate, Mbah!!