Klaten — Banyak cara yang dilakukan warga sebagai ungkapan rasa syukur setelah mendapatkan hasil panen berlimpah, salah satunya dengan menggelar tradisi bersih desa seperti yang dilakukan warga Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten, Jumat (23/8).
Dalam tradisi bersih sendang yang selalu digelar pada hari Jumat Wage di Bulan Agustus itu, ribuan warga tumplek bleg memenuhi tepi Sendang Sinongko. Mereka mengadakan ritual tahunan bersih desa sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa setelah diberi panen secara berlimpah.
Di tepi Sendang Lanang dan Sendang Wadon itu, mereka duduk dan makan bersama. Di sisi lain, para ibu-ibu sibuk memasak gulai kambing yang sudah disembelih sebanyak 70 ekor untuk hidangan para warga.
Selain makan bersama untuk mempererat rasa persaudaraan warga juga membawa seperangkat makanan beserta ingkung ayam yang ditaruh di dalam tenong. Setelah didoakan, makanan dalam tenong tersebut lalu di bawa pulang, setelah ditambahi satu rantang gulai yang sudah masak.
Menurut salah satu tokoh masyarakat, Tugiman, tradisi bersih Sendang Sinongko sudah berjalan turun temurun dari nenek moyang mereka.
“Sesuai mitos yang ada, dulunya ada petani yang tertidur di Sendang Sinongko saat hendak mengairi sawahnya, kemudian petani tersebut bermimpi dan disuruh menyembelih kambing agar mata air sendang terus mengalir meski saat kemarau. Kemudian hingga saat ini tradisi tersebut terus dilakukan warga setiap tahun pada musim kemarau dan dilakukan setiap Bulan Agustus,” ungkap Tugiman kepada Timlo.net.