Timlo.net — Kelima bayi kembar buah cinta Bagus Prasnawira (37) dan Enita Fentrikana (31) meninggal dunia di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat. Menurut Direktur Medik dan Keperawatan RSAB Harapan Kita, Didi Danu Kusumo, kelima bayi kembar itu meninggal karena pembentukan organ yang belum sempurna.
“Kita sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan perawatan kelima bayi, namun karena bayinya lahir prematur, 24 minggu, jadi pembentukan organnya belum sempurna,” kata Didi Danu Kusumo saat dihubungi, Senin (26/8).
Lebih lanjut, Didi menjelaskan, bayi normal seharusnya lahir setelah sembilan bulan, atau 36 bulan. Bayi normal juga harus memiliki berat harus di atas dua kilogram atau 2.000 gram. Dia menjelaskan, berbagai upaya yang telah dilakukan pihak rumah sakit adalah dengan merawat kelimanya di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit).
“Kelima bayi mendapat perawatan seperti memberikan alat bantu napas, memonitor jantung, memeriksa gula darah, hingga menjaga kestabilan suhu ruangan,” jelas dia.
Sebelumnya, lima bayi kembar tersebut lahir di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, karena kondisi sang bayi yang tidak kuat, pada Selasa (20/8) malam bayi nomor dua, yang diberi nama Muhammad Al Hafidz meninggal dunia.
Berselang dua hari kemudian, Kamis (22/8), bayi nomor tiga, yang berjenis kelamin perempuan meninggal dunia.
Bayi kembar nomor lima, Rahman Surya Mulia meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB yang kemudian diikuti bayi nomor empat.
Terakhir, setelah sempat menjalani perawatan intensif, bayi kembar lima terakhir yang masih hidup juga meninggal dunia pada Senin pagi. “Iya, bayi saya yang terakhir telah meninggal dunia pagi ini,” kata Bagus saat dihubungi, Senin (26/8). [ded]
Sumber: merdeka.com