Boyolali — Sejumlah peserta kirab budaya, diantaranya pelajar, banyak yang tumbang dan pingsan saat menunggu giliran untuk diberangkatkan. Kondisi ini diduga akibat cuaca yang panas dan kelelahan menunggu antrian, mengingat banyaknya peserta yang berpartisipasi dalam Kirab Budaya, Rabu (4/9). Setidaknya tercatat 109 tim atau 14445 peserta.
Peserta kirab yang pingsan dan sakit langsung dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Boyolali Kota yang persis berada di depan sebelah kiri Kantor Kabupaten Boyolali lama. Peserta yang pingsan kebanyakan pelajar . Selain jatuh pingan, para pelajar yang mengikuti kirab tersebut harus mendapat perawatan medis karena mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan akibat cuaca panas.
“Ada 7 siswa SMP Negeri 2 Ngemplak yang dirawat di Pustu, 3 siswa diantaranya mengalami jatuh pingasn. Sedangkan yang lainya karena masuk angin dan dehidrasi. Tadi saya lihat banyak yang jatuh pingsan ada orang dewasanya juga,” ungkap Budi Cipto, Staf Tata Usaha (TU) SMPN 2 Ngemplak, Boyolali.
Salah satu siswa peserta kirab yang pingsan, Evita Kusumo, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ngemplak ini harus rela batal ikut kirab budaya. Dengan dandanan tarian tradional, akhirnya Evita harus rela mendapatkan perawatan medis di Pustu Boyolali Kota.
“Sedih batal ikut kirab budaya ini, padahal saya dan 21 teman saya akan menari Tari Sorong di Kantor Kabupaten Boyolali yang baru. Pagi tadi saya sudah makan, mungkin karena kehausan dan kecapekan karena menunggu jalanya antrean kirab, fisik saya tidak kuat dan akhirnya jatuh pingsan,” katanya.
Dokter Jaga Pustu Boyolali Kota, dr Wiranty mengatakan, kebanyakan peserta kirab yang harus mendapatkan perawatan media karena keletihan dan mengalami dehidrasi. Setelah mendapatkan perawatan semuanya kemudian sehat kembali.
“Mereka kebanyakan keletihan dan dehidrasi saja. Cuaca panas seperti ini semestinya pasokan cairan harus mencukupi,” jelasnya singkat.