Selasa, Mei 24, 2022
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks

  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
Home Pendidikan

Pendidikan Masa Kini Hanya Persiapkan Masyarakat Bekerja di Dunia Industri

by
6 Oktober 2013 | 05:00
in Pendidikan, Umum
Share on FacebookShare on Twitter

BacaJuga

USAID Prioritas Berakhir, 38 Fasilitator Siap Lanjutkan

Diskusi Internet Sehat, Begini Jurus Ampuh Sapu Bersih Hoax

Wamenkeu Sebut Anggaran Sertifikasi Guru Banyak yang Tidak Terpakai

Solo — Sistem pendidikan yang kita miliki dewasa ini rupanya tercipta pada masa industri, sehingga hanya mempersiapkan masyarakat untuk bekerja di dunia industri. Padahal dunia sekarang ini sedang menuju ke zaman kreatif atau zaman digital.
Hal ini diungkapkan Bukik Setiawan, penggagas Indonesia Bercerita dalam kelas ke-66 AkBer (Akademi Berbagi) Solo, “Pendidikan Digital” yang diadakan di Rumah Blogger Indonesia, Jumat (4/10) malam.
“Sekolah (masa kini) hanya dirancang untuk kebutuhan jaman industri,” terang Bukik.
Menurut Bukik, ada beberapa ciri dari sistem pendidikan yang dirancang hanya untuk kebutuhan industri, salah satunya adalah standarisasi di mana seluruh siswa diminta untuk belajar hal-hal yang sama dan tidak menyesuaiakan dengan bakat dan minat masing-masing individu.
Selain itu, lanjut Bukik, kecepatan belajar juga diseragamkan karena keterbatasan waktu, tanpa benar-benar memperdulikan apakah setiap pelajar menguasai materi. Dan juga adanya rasio perbandingan guru dan murid yang tidak seimbang di mana seorang guru mengajar begitu banyak murid. Keberhasilan dalam dunia pendidikan diukur dengan angka, bukan dari kemampuan menyelesaikan masalah.
Sistem pendidikan yang seperti ini, menurut mantan dosen psikologi tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan zaman digital atau kreatif ini. Generasi yang lahir di zaman ini bisa dikatakan sebagai generasi digital. Bukik mencontohkan bahwa anak-anak kecil sekarang ini sudah terbiasa menggunakan benda-benda digital seperti smartphone dan komputer.
Oleh karena itu, saat ini menurut Bukik kita harus mulai menggunakan sistem pendidikan digital yaitu sistem pendidikan yang menggunakan teknologi digital untuk menghubungkan guru, anak, orangtua, dan masyarakat untuk berkolaborasi untuk belajar dan mengajar.
Dalam sistem pendidikan ini, anak-anak akan belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka sertai sesuai dengan kecepatan mereka belajar sampai mereka menguasai materi yang diajarkan. Untuk itulah Bukik merancang Takita, sebuah media sosial yang dirancang khusus untuk anak berusia 6-12 tahun.
Dengan Takita, orangtua bisa mengenali kecerdasan sang anak, melatih dan memantau perkembangan pendidikan sang anak. Anak-anak juga akan dihubungkan dengan teman-teman lain yang memiliki bakat dan kecerdasan yang sama dalam lingkaran pertemanan supaya bisa saling mendorong dan menyemangati.
Anak nantinya bisa memilih beragam tantangan, melakukan aktivitas offline dan mengunggah foto atau video ke aplikasi Takita untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Bukik mengatakan bahwa aplikasi Takita ini rencananya akan dirilis pada November mendatang.

Tags: akademi berbagi soloakber solobukik setiawanindonesia berceritapendidikanpendidikan digitalpendidikan non formalrumah blogger indonesia

Previous Post

DPRD Sukoharjo Desak Pemkab Perjelas Rekomendasi BPKP

Next Post

Dewan Adat Keraton Belum Bisa Menerima Hasil Mediasi

Berita Terkait

Pendidikan

USAID Prioritas Berakhir, 38 Fasilitator Siap Lanjutkan

28 April 2017
Gaya Hidup

Diskusi Internet Sehat, Begini Jurus Ampuh Sapu Bersih Hoax

8 April 2017
Ekonomi

Wamenkeu Sebut Anggaran Sertifikasi Guru Banyak yang Tidak Terpakai

21 Maret 2017
Solo dan Sekitar

Kartu Karanganyar Pintar Siasati Problem Pendidikan Gratis

14 Maret 2017
Bisnis

Hiswana Migas Peduli Pendidikan kepada Warga Kurang Mampu

2 Maret 2017
Solo dan Sekitar

Program Kartu Anak Indonesia Terkendala Dana

25 Februari 2017
Next Post

Dewan Adat Keraton Belum Bisa Menerima Hasil Mediasi

Terkini

Belasan Anggota Perguruan Silat di Solo Tega Hajar Teman Seperguruan Gara-Gara Masalah Sepele

Belasan Anggota Perguruan Silat di Solo Tega Hajar Teman Seperguruan Gara-Gara Masalah Sepele

24 Mei 2022
Ganjar Jelaskan Penanganan Jangka Pendek Banjir Rob Kawasan Pelabuhan

Ganjar Jelaskan Penanganan Jangka Pendek Banjir Rob Kawasan Pelabuhan

24 Mei 2022
Jaimerson Xavier Bakal Merapat ke Persis?

Jaimerson Xavier Bakal Merapat ke Persis?

24 Mei 2022
Huawei MateBook 16s dan Matebook D16 Dirilis, Ini Harga dan Spesifikasinya

Huawei MateBook 16s dan Matebook D16 Dirilis, Ini Harga dan Spesifikasinya

24 Mei 2022
Tiga Tim BPBD Jateng Diterjunkan Bantu Korban Banjir Rob Semarang

Tiga Tim BPBD Jateng Diterjunkan Bantu Korban Banjir Rob Semarang

24 Mei 2022

Advertorial

Tahukah Kalian Ciri-Ciri Rokok Ilegal?

Tahukah Kalian Ciri-Ciri Rokok Ilegal?

GEMPUR ROKOK ILEGAL

GEMPUR ROKOK ILEGAL

Wonogiri Juara 1 Tingkat Nasional Anugerah Pemda Inovatif

Wonogiri Juara 1 Tingkat Nasional Anugerah Pemda Inovatif

Status Bank Solo Menjadi Perumda

Status Bank Solo Menjadi Perumda

Karanganyar Perang Melawan Corona

Karanganyar Perang Melawan Corona

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Stories

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved