Sragen — Generasi tua yang tergabung dalam Dewan Harian Cabang (DHC) Badan Penerus Pemberdayaan Kejuangan 45 Kabupaten Sragen, memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan biaya untuk bisa menghidupkan organisasi.
Ketua DHC 45 Kabupaten Sragen, Sunaryo mengatakan, saat ini DHC 45 merasa kesulitan untuk mengajak generasi muda bergabung dengan DHC 45. Pasalnya zaman sekarang apa-apa selalu dinilai dengan uang.
Penyakit “Wani Piro” dikatakan Sunaryo telah menjangkiti generasi muda sekarang. Berdasarkan realitas tersebut organisasi massa (Ormas) yang mewadahi para penerus kejuangan 45 kesulitan mengajak pemuda untuk bergabung dalam DHC 45.
“Tidak setiap warga negara mau bergabung dengan DHC secara sukarela. Sekarang apa-apa dinilai dengan uang, wani piro, danane ono opo ora telah menjangkiti pemuda sekarang. Setiap kegiatan pasti dinilai dengan uang,” kata Sunaryo usai melantik Dewan Harian Ranting (DHR) 45 tingkat Kecamatan di Pendopo Somanegaran Rumah Dinas Bupati Sragen, Senin (28/10).
Menurut Sunaryo, budaya matrialisme yang menjangkiti pemuda tersebut harus segera dihentikan. Karena Indonesia membutuhkan jiwa kepemudaan yang tulus dalam mengabdi atau mengisi kemerdekaan.
Sementara Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Sragen sangat memahami apa yang menjadi curahan hati DHC 45 Sragen. Agus mengharapkan para pengurus DHC dan DHR yang baru saja dilantik tetap semangat menjalankan organisasi.
“Inilah saatnya menggelorakan semangat kebangsaan. Pemkab Sragen mendukung semua program yang akan dijalankan DHC 45,” kata Agus.