Timlo.net — Dialog yang digelar 15 perwakilan buruh dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, selesai pukul 17.15 WIB. Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, membacakan hasil kesepakatan dialog itu di hadapan ribuan buruh se-Jawa Timur di Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis (31/10).
Dalam pidatonya, orang nomor satu di Jawa Timur itu meminta dua hal kepada buruh. Pakde Karwo meminta buruh memahami maksudnya dan tepuk tangan.
“Alhamdulillah, kita sudah melakukan dialog dengan perwakilan kalian. Kita sudah melaksanakan nilai-nilai Pancasila, yaitu musyawarah untuk mufakat. Nilai-nilai Pancasila sangat luar biasa dalam menyelesaikan masalah,” kata Pakde Karwo di depan para buruh.
Politisi Demokrat itu menjelaskan, materi yang dibahas dalam dialognya dengan perwakilan buruh ada empat item, yaitu cabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang upah murah, kenaikan upah layak 50 persen, penghapusan sistem outsourcing, dan masalah jaminan sosial.
“Semuanya akan kita teruskan dengan pemerintah pusat. Untuk UMK, Jatim belum menetapkan karena masih perlu musyawarah,” kata Pakde Karwo yang lantas disahuti buruh, “huuu..!”
“Untuk yang kedua, Inpres belum bisa kita jalankan karena keterbatasan waktu. Namun, Pemprov Jatim akan melaksanakan upah layak, KHL (komponen hidup layak) sama dengan UMK. Atas rumusan ini, karena pemerintah belum memutuskan revisi 60 item KHL, maka akan dilakukan peningkatan. Perlu dibentuk keputusan gubernur. Tadi saya dibisiki, akan dibuatkan Pergub, akan ada peningkatan kualitas di bidang listrik, perumahan dan transportasi,” sambung dia.
Buruh awalnya diam saja mendengarkan penjelasan itu. Melihat sikap diam buruh, Soekarwo langsung membentak, “kalian paham nggak? Kalau paham kok diam?”
Buruh pun menjawab, “paham!”
Sedangkan masalah outsourcing, Karwo melanjutkan, pemprov sudah membuatkan Perda soal penghapusan sistem outsourcing. “Untuk masalah jaminan sosial buruh, sudah ditanggung perusahaan dengan ikut Jamsostek. Dan empat hal ini sudah sesuai dengan permintaan buruh. Loh mana tepuk tangannya,” pinta Soekarwo yang kemudian dituruti para buruh.
Sementara para buruh yang mendapat penjelasan Pakde Karwo itu, masih belum puas. Mereka enggan membubarkan diri, meski sudah ada perintah. “UMK kapan ditetapkan? Belum ada penjelasan soal ini?,” tanya salah satu koordinator aksi dari atas truk.
“Sekarang saya minta kalian pulang dengan tertib. (Keputusan) Sudah ada tanda tangan ini. Masalah UMK akan ada survei dulu, sesuai dengan tiga hal tadi (peningkatan kualitas listrik, perumahan dan transportasi). Nanti, 21 November, 21 November akan ditetapkan,” jawab Karwo mengakhiri penjelasannya.
Selanjutnya, para buruh pun satu persatu membubarkan diri. Mereka berjalan nampak gontai meninggalkan Gedung Grahadi di Jalan Gubernur Suryo yang diblokir sejak siang tadi.
[mtf]
sumber : merdeka.com
