Solo – Sebanyak 300 Rumah Pemberdayaan Masyarakat (RPM) dalam satu tahun ke depan dipastikan bakal hadir di Jawa Tengah. Keberadaan sarana sosial ini, diharapkan bisa mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lewat pengembangan sektor riil.
Hal itu tidak lepas dari visi dan misi yang diusung RPM, salah satunya yakni memberdayakan sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan masyarakat. Inisiator program, Hardono, mengatakan 300 RPM saat ini mulai dibentuk sebagai pilot project pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“RPM ini merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk masyarakat pengusaha skala mikro, kecil dan menengah agar mereka benar-benar bisa eksis, mandiri dan sejahtera di wilayahnya sendiri-sendiri,” jelas mantan ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo ini kepada wartawan, di salah satu rumah makan di kawasan Adi Sucipto, Jumat (1/11).
Sebagai sarana sosial pemberdayaan masyarakat, RPM berkomitmen membentuk masyarakat mandiri dan sejahtera. Program ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi pengentasan kemiskinan di daerah.
Sejauh ini, beberapa RPM menurut Hardono sudah mulai dirintis, di antaranya di kawasan Gilingan, Solo dan Tawangmangu, Karanganyar. Berbagai bentuk pelatihan keterampilanpun diberikan kepada masyarakat seperti pelatihan anyaman rotan, pengolahan limbah sabun, pembuatan telor asin, penetasan ayam, pembuatan cinderamata, tenun lidi, pembuatan sangkar burung hingga pelatihan pijat bayi.
“Harapannya dengan RPM ini kami akan mampu berkolaborasi dengan pemerintah. Bersama kementerian koperasi, kementerian perdagangan dan kementerian perindustrian mewujudkan masyarakat sejahtera,” kata Hardono.
Tak hanya mencoba mengembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat, dalam kegiatannya RPM juga turut membantu akses pemasaran pelaku UMKM. Salah satunya dengan mendirikan RPM Mart yang saat ini juga tengah dirintis.