Karanganyar — Sejumlah petani di Karanganyar yang memperoleh air irigasi dari Waduk Lalung mengeluhkan tingginya sedimentasi waduk yang berakibat pada kurangnya kemampuan waduk menampung air. Petani khawatir air tidak bisa ditampung dan dialirkan ke sawah karena terbuang percuma.
Berdasarkan pantauan di waduk lalung terlihat sedimentasi yang terjadi cukup parah. Waduk dipenuhi endapan lumpur dan pasir bahkan disekitar waduk yang kering justru dimanfaatkan sejumlah warga untuk bercocok tanam palawija.
“Memang sudah saatnya di keruk, karena daya tampung menjadi kecil, bahkan jika musim kemarau seharusnya mampu menampung air justru sudah kering,” ujar Suwiryo salah satu petani asal Desa Lalung, Karanganyar, Jumat (8/11).
Pihaknya sudah sering meminta untuk dilakukan pengerukan sejak tiga tahun terakhir. Namun, sejak 2000 hingga sekarang sama sekali belum dilakukan. Hal ini kemudian membuat sedimentasi semakin bertambah parah.
Petani lain asal desa Jati, Jaten, Sugeng menambahkan pengerukan waduk memang seharusnya dilakukan agar daya tampung waduk kembali normal. Pihaknya juga berharap agar waduk Lalung yang kering saat kemarau tidak boleh ditanami. Sebab hal ini justru akan membuat sedimentasi dengan mudah bertambah. Pasalnya tanah yang ada terus diolah tanpa ada pengerukan