Boyolali — Dua kali letusan yang terjadi di Gunung Merapi pada 2013 ini, bulan Juli dan Senin kemarin yang tanpa disertai tanda, BPBD Boyolali secara resmi mulai hari ini, Rabu (20/11), menutup jalur pendakian ke Puncak Merapi melalui Selo. Penutupan jalur dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban pendaki bila sewaktu-waktu Merapi meletus.
Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetya mengatakan, sebetulnya penutupan sudah dilakukan pada Senin kemarin, setelah Merapi meletus. Namun, karena penutupan jalur pendakian kewenangan BPTTKG dan BTNG Merapi, pihaknya saat itu baru melakukan konsultasi agar jalur pendakian melalui Selo ditutup.
“Hari ini resmi ditutup untuk batas waktu yang tidak ditentukan, paling tidak selama musim penghujan ini,” ungkap Yoyok, panggilanya akrabnya ditemui di kantornya, Rabu (20/11).
Tujuan dari penutupan jalur pendakian tersebut guna mengurangi resiko korban pendakian. Pasalnya, saat ini erupsi Merapi saat ini sulit diprediksi. Setidaknya dua kali erupsi terakhir, terjadi tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Penutupan jalur pendakian diharapkan dilakukan selama musim hujan ini selesai. Pasalnya, erupsi Gunung Merapi salah satunya juga dipengaruhi curah hujan yang tinggi.
Dijelaskan, erupsi Merapi Senin kemarin, saat kejadian masih terdapat sejumlah pendaki yang terjebak di atas. Setidaknya 11 orang pendaki yang dievakuasi BPBD Yogyakarta saat perjalanan turun dari Merapi ketika itu. Selain mereka, juga terdapat tiga orang pendaki yang berasal dari Simo, Boyolali dan dua lainnya dari Wonogiri yang terjebak erupsi Merapi. Ketiganya berupaya menyelamatkan diri di dalam goa dekat POS 2 yang hanya berjarak 500 meter dari Puncak Merapi.
Sementara status Gunung Merapi masih pada level aktif normal dan belum ada peningkatan status. Selain itu masyarakat di lereng Merapi juga dihimbau untuk tetap beraktifitas normal namun tetap selalu waspada bencana.