Solo — Kalangan legislatif mendesak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solo untuk memperbaiki kebocoran jaringan pipa transmisinya. PDAM bisa mengoptimalkan dengan alokasi anggaran yang ada.
Selama ini, tingkat kebocoran pipa PDAM mencapai 35 persen. Dari total debit air sebesar 900 liter per detik, kebocoran yang dialami mencapai 300 liter per detik.
“Kami minta untuk segera diperbaiki dengan anggaran-anggaran yang sudah ada, baik dari APBN maupun dari lembaga pendonor IWASH dan USAID,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Supriyanto kepada wartawan, Rabu (20/11).
Dari lembaga pendonor IWASH/USAID, telah dikucurkan bantuan sebesar total kurang lebih Rp 24 miliar selama 3 tahun, mulai tahun 2012 hingga 2014 mendatang. Bantuan tersebut terealisasi dalam beberapa termin, terdiri dari unit pengolahan air limbah dan untuk sambungan pipa air bersih.
Ia meminta kepada PDAM untuk melakukan penggantian pipa transmisi secara bertahap, sambil menunggu bantuan dari pemerintah. Diakuinya, bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) yang ditunggu-tunggu belum terealisasi.
“Tahun 2012 lalu kami sudah menyetujui pengajuan kepada Kemen PU sebesar Rp 9 miliar. Tapi hingga kini belum terealisasi,” terangnya.