Timlo.net — Kondisi SDN 1 Filial Girijagabaya yang berada di Kampung Sinarjaya, Desa Girijagabaya, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten kondisinya sangat memprihatinkan. Meski bentuk bangunan mirip kandang ayam, namun 27 siswa yang terdaftar di sekolah tersebut tetap giat melakukan aktivitas belajarnya.
Pantauan merdeka.com, Selasa (26/11), satu bangunan sekolah itu diisi oleh kelas 1, 2, 3, dan kelas 4. Dindingnya terbuat dari bilik bambu dan atap masih menggunakan daun rumbia, sementara lantai masih beralaskan tanah.
Kondisi tersebut akan semakin parah saat musim hujan karena banyak air yang masuk, baik dari atap maupun dari lantai, sehingga mengakibatkan aktivitas belajar berhenti.
Sekolah tersebut merupakan kelas bayangan dari SDN 1 Girijagabaya yang dibangun dengan swadaya masyarakat sekitar. Pembangunan SD dengan bahan seadanya tersebut dilakukan pada 4 tahun lalu akibat jauhnya sekolah utama SDN 1 Girijagabaya dari permukiman warga Kampung Sinarjaya.
Arum, salah seorang murid kelas 2 di sekolah tersebut mengaku dirinya tidak dapat berkonsentrasi saat mengikuti aktivitas belajar akibat suasana kelas yang bising dan bocor bila hujan turun. “Inginnya gedung sekolahnya bagus, jadi kalau hujan enggak bocor,” ujar Arum.
Salah seorang guru yang mengajar di sekolah tersebut, Norman mengakui kesulitan saat mengajar akibat kelas 1,2,3 dan 4 berada dalam satu ruangan yang hanya disekat dengan kayu. “Kesulitannya kan 4 kelas dalam satu ruangan, kalau lagi ngejelasin suka pada berisik. Ngajar kelas 1, kelas 4-nya berisik. Yah gitu lah, dinikmati saja namanya juga kewajiban,” kata Norman.
Norman juga menceritakan aktivitas belajar terpaksa berhenti bila hujan turun karena kelas tersebut mengalami bocor, dan juga air masuk dari bawah sehingga menyebabkan lantai kelas yang masih beralaskan tanah becek dan licin.
“Ya bocor kalau hujan, buku dibawa semua ke rumah, belajar juga terpaksa berhenti,” tuturnya. [bal]
Sumber: merdeka.com