Solo — Sejumlah kalangan meminta agar operasional bus Begawan Abiyasa dibuat reguler. Bus yang digunakan untuk kaum difabel ini diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal.
Kepala Pengembangan Minat dan Bakat YPAC Kota Solo, Sugiyan Noor mengungkapkan, selama ini akses transportasi umum bagi kaum difabel dinilai masih sangat terbatas. Mereka merasa kesulitan untuk mendapatkan layanan transportasi massal yang berpihak pada kaum difabel.
“Kalau bisa diarahkan ke bus reguler saja. Selama ini transportasi bagi kaum difabel masih sangat sulit,” katanya kepada wartawan, Rabu (4/12).
Terkait operasional secara reguler, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) selaku pengelola aset. Ia berharap agar Dishubkominfo memiliki regulasi yang jelas terhadap operasional bus bekas Asian Paragames (APG) VI ini.
Diketahui, operasional Begawan Abiyasa bisa digunakan untuk kaum difabel maupun sebagai sarana wisata. Pengguna kaum difabel tidak dipungut biaya apapun jika menggunakan bus tersebut. Asalkan sebelumnya telah mengajukan surat permohonan kepada Dishubkominfo.
Jika digunakan untuk masyarakat secara umum sebagai sarana wisata, Dishubkominfo mengenakan tarif sama seperti bus tingkat Werkudara, yakni Rp. 20 ribu per penumpang atau Rp. 800 ribu per carter tiap tripnya.
“Yang jelas kami minta kepada Dishub agar tidak dipersulit jika mau menggunakan,” ungkapnya.