Solo – Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyimpan seluruh efek yang diperdagangkan di bursa efek melalui mekanisme penitipan kolektif. Terkait mekanisme itu, ada permasalahan yang perlu mendapat perhatian pihak otoritas dan regulator di pasar modal dan juga pelaku pasar, yakni mengenai unclaimed assets yang tercatat dalam rekening efek di KSEI.
Unclaimed assets atau aset terlantar/tak bertuan adalah aset berupa efek atau dana milik nasabah pemegang rekening KSEI, perusahaan efek dan bank kustodian yang tidak di-claimed nasabah atau emitennya sudah delisting dan tidak ada pihak yang mewakili emiten.
Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida, menyampaikan bahwa permasalahan efek dan/atau dana terlantar merupakan hal krusial yang perlu dicarikan solusi hukumnya. Mengingat permasalahan ini bukanlah hal yang muncul belakangan ini saja, melainkan sudah berlangsung cukup lama, terlebih setelah adanya konversi efek dari script menjadi scriptless.
Secara tidak langsung, OJK telah melakukan upaya pencegahan dimaksud melalui sejumlah peraturan dan kebijakan yang ada. Misalnya terkait kewajiban pemodal membuka rekening efek ketika akan melakukan transaksi/perdagangan efek. Selain itu, dalam melakukan pembukaan rekening efek dimaksud, perusahaan efek juga wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah (know your clients/KYC).
Di lain pihak, Direktur Utama KSEI, Heri Sunaryadi, dalam siaran pers yang diterima Timlo.net mengungkapkan, saat ini di KSEI ada sekira 13 ribu subrekening yang terkait dengan 38 saham yang emitennya sudah delisting dan tidak beroperasi. Emiten-emiten 38 saham tersebut tidak dapat dihubungi, sehingga saham tidak dapat ditransaksikan maupun dikonversikan ke dalam bentuk warkat.
“Unclaimed assets ini sangat serius untuk segera dicarikan solusinya karena peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini belum cukup lengkap dan memadai untuk menangani permasalahan ini,” pungkasnya.