Solo — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar berhasil mendapat predikat Person of the Year di penghujung tahun 2013. Biasanya, orang yang terpilih mendapatkan predikat itu adalah sosok yang memiliki dedikasi dan prestasi dalam kehidupan sosial, maka lain halnya dengan Person of the Year versi warga Solo ini.
Penggagas aksi, Mayor Haristanto mengatakan, masyarakat dunia boleh saja memilih Paus Fransiskus sebagai Man of the Year 2013 versi Majalah Time. Paus Fransiskus dinilai layak sebagai Man of the Year atas dedikasi luar biasnya dalam berbagai bidang sosial, meliputi kemiskinan, keadilan, transparansi, modernisasi, globalisasi, hak perempuan, pernikahan, godaan kekuasaan.
Sementara, Akil Mohtar juga dianggap layak menerima penghargaan Person of the Year karena prestasi buruknya sebagai Ketua MK.
“Person of the Year kali ini diraih Akil Mohtar. Parodi dan kritikan tajam pada para penegak hukum di negara ini. Parodi ini juga menjadi simbol kemarahan bangsa Indonesia karena pemimpin tertinggi hukum juga tak luput dari godaan korupsi. Jadi bukan atas prestasi yang baik dia menang ini (Person of the Year), tapi karena kinerjanya yang sangat buruk sebagai Ketua MK saat itu,” ujar Mayor kepada wartawan di arena Car Free Day (CFD), Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (15/12).
Keprihatinan akan kelakuan Akil juga dikeluhkan Admadi (52), warga Serengan yang memerankan sosok Akil Mohtar di CFD. Admadi berkeliling di CFD dengan topeng wajah Akil Mohtar dan membawa tulisan Person of the Year 2013 Akil Mohtar. Menurut guru SD itu, sosok Akil Mohtar sama seperti tokoh antagonis dalam penegakan hukum sehingga tidak pantas menjadi teladan masyarakat.
“Akil Mohtar ngetrend dalam antagonis kemasyarakatan hukum. Harus ada revolusi hukum supaya nggak terjadi lagi (kasus korupsi),” katanya.