Timlo.net — Kebijakan Pertamina menaikkan harga gas LPG 12 kg berbuntut panjang. Selain hujan kritik pedas dari pelbagai kalangan, kenaikan harga sejumlah bahan pangan, dampak lain yang mulai muncul adalah pasokan minim.
Salah satu agen penjualan gas LPG resmi Pertamina di kawasan pasar Tanah Abang mengalami kelangkaan untuk elpiji non subsidi kemasan 12 Kg. “Kita kosong untuk yang 12 kilogram,” ujar pemilik agen, Johan saat ditemui merdeka.com, di kawasan Tanah abang, Jakarta, Sabtu (4/1).
Sedangkan, untuk elpiji subsidi ukuran 3 Kg diakui masih cukup banyak dan belum mengalami kenaikan permintaan yang signifikan. “Kalau yang 3 kg masih banyak, kita masih jual harga Rp 17.000,” jelasnya.
Untuk diketahui, PT Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi 12 Kg karena ada kerugian yang ditanggung perusahaan sebesar Rp 7 Triliun per tahun. Walaupun, kenaikan harga tersebut sekitar 60 persen tetapi hanya sedikit mengurangi kerugian perusahaan.
Akibat kenaikan harga tersebut, timbul keluhan bagi konsumen elpiji 12 Kg sebab, harga dipasaran melambung dan memilih beralih ke elpiji subsidi 3 Kg.
Untuk itu, siang tadi Wakil Presiden (Wapres) Boediono memanggil menteri koordinator perekonomian, Menteri ESDM, Dirut Pertamina, Menteri Keuangan, Kabareskrim dan Kepala UKP4 untuk menggelar rapat koordinasi selama 3 jam guna membahas kenaikan harga elpiji 12 Kg. Namun, hasil rapat tersebut belum dapat disampaikan karena harus dilaporkan terlebih dahulu presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
sumber : merdeka.com