Solo – Meski intensitas hujan mulai tinggi, namun Solo masih dinyatakan aman dari banjir. Tinggi elevasi sungai Bengawan Solo masih berada pada ambang batas normal.
Hingga Senin (20/1) sore, ketinggian air sungai di sejumlah pintu air Sungai Bengawan Solo masih terpantau landai. “Di pintu air Sangkrah, ketinggian air baru 2,5 meter. Sedangkan di pintu air Joyotakan, masih berada dibawah 0 meter. Masih sangat aman,” kata Penjaga Pintu Air Joyotakan, Kecamatan Serengan, Purwoko kepada Timlo.net via jaringan telepon.
Menurutnya, situasi siaga baru bisa ditetapkan jika ketinggian air sungai di pintu air Joyotakan 4 meter. Kalaupun hujan deras terus mengguyur wilayah hulu sungai dalam beberapa hari kedepan juga masih dikategorikan aman.
“Minggu-minggu ini masih aman,” tutur pria paruh baya itu.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Eko Nugroho mengungkapkan, pasca dibangunnya parapet di beberapa wilayah sungai kekhawatiran terjadinya luapan air bisa diminimalisir. Manakala terjadi hujan, air sungai cepat surut kembali ke titik normal.
Wilayah-wilayah rawan banjir saat ini juga menurun. Jika sebelumnya tercatat 13 kelurahan dinyatakan rawan bencana banjir, kini tinggal 3 kelurahan saja. Yakni,Kelurahan Jebres, Pucang Sawit dan Pasar Kliwon.
Mengantisipasi banjir yang datang tiba-tiba, pihaknya telah menerjunkan personel untuk melakukan patroli pengawasan di sejumlah pintu air di wilayah dalam kota. Sedikitnya 20 petugas diterjunkan secara bergantian selama 24 jam.
Jika banjir datang, pihaknya langsung memasang mesin pompa pada titik-titik genangan air. Setidaknya 6 mesin pompa air dan selang sepanjang 600 meter telah disiapkan untuk membuang genangan air.
Sejumlah posko telah disiapkan jika volume air sungai naik. Posko-posko kecil akan didirikan di wilayah tanggul tepian sungai dengan ketinggian diatas permukaan air. “Kalau posko induk akan didirikan di markas BPBD,” ungkapnya.