Sragen – Meningkatnya curah hujan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di Kabupaten Sragen, menyebabkan puluhan hektar tanaman cabai di Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang mengalami kerontokan dan membusuk.
Selain tidak bisa dipanen secara keseluruhan, para petani cabai di wilayah tersebut yang jumlahnya mencapai 200 orang juga mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Dari pantauan Timlo.net, apabila diperhatikan dari kejauhan, hamparan tanaman cabai di Desa Pagak tersebut tampak rimbun, sehat dan menghijau daunnya. Namun, bila didekati dan diperhatikan secara seksama tanaman cabai dengan luas sekitar 10 hektar ini banyak yang membusuk.
Salah seorang petani cabai di Desa Pagak, Sriyanto (53), mengatakan tanaman cabainya banyak yang membusuk dan rontok akibat curah hujan yang tinggi selama sebulan terakhir. Kondisi tanaman cabai miliknya selain memubusuk juga menguning dan keriting. Dia kawatir tidak bisa panen, karena bila dihitung-hitung setiap harinya ada puluhan kilo gram cabai yang busuk.
Sriyanto mengungkapkan akibat lain dari cuaca yang buruk ini para petani cabai yang berjumlah 200 orang tersebut bisa mengalami kerugian antara Rp 10 juta hingga Rp 12 juta. Agar tidak semakin merugi para petani terpaksa harus mengontrol setiap tanaman cabai untuk memetik cabai yang hampir membusuk.
“Ini akibat cuaca yang buruk, membuat kami merugi antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. Tanaman cabai ini tidak tahan kalau kena guyuran hujan terus menerus, tangkainya tidak kokoh dan daunnya keriting,” kata Sriyanto belum lama ini.
Sriyanto mengharapkan, pemerintah memperhatikan nasib petani cabai seperti dirinya dengan memberikan bantuan yang dibutuhkna petani cabai agar usahanya maju. “Kami berharap pemerintah mau membantu petani cabai, agar kami juga bisa membiayai hidup, kebutuhan untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.