Solo — Dua tersangka kasus korupsi, Anggoro Widjojo dan adiknya Anggodo Widjojo tampak bercengkrama santai di gelaran Car Free Day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Minggu (2/2). Anggoro Widjojo adalah buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berhasil ditangkap pada, Kamis (29/1) malam. Dengan mengenakan busana warna orange dan kaki yang dirantai besi, mereka dikawal ketat dengan menggunakan bantuan seekor anjing.
Kehadiran Anggoro dan Anggodo yang hadir di CFD tersebut merupakan aksi teatrikal warga Solo yang mengkritisi penegakan hukum dan pemberantasan kasus korupsi di Indonesia. Anggoro dan Anggodo diperankan oleh dua warga Solo yang mengenakan topeng wajah.
Salah seorang pengunjung CFD, Sulistyo Putro (35) mengacungi jempol kinerja KPK karena berhasil menangkap buronan kasus korupsi kelas kakap tersebut.
“Saya acungi jempol untuk kinerja KPK. Mungkin saat ini yang bisa dipercaya hanyalah KPK. MK yang juga menjadi tumpuan kepercayaan masyarakat di bidang penegakan hukum ternyata juga tercemar dengan ulah kasus Akil beberapa waktu yang lalu,” tanda warga Semanggi ini.
Sementara itu, penggagas aksi, Mayor Haristanto mengaku kasus yang melibatkan Anggodo dan Anggoro tersebut semacam Stand Up Tragedy bagi negeri ini. Bagaimana tidak, jika Stand Up Comedy merupakan sebuah hiburan, maka Stand Up Tragedy merupakan kejadian yang sangat disayangkan sekali.
“Dengan mudahnya Anggoro-Anggodo menggunakan uang. Malahan, Anggoro masih bisa lolos selama lima tahun. Menurut saya ini sebuah tragedi. Stand Up Tragedy ya ini, ini tragedi negara kita. Kok ya banyak orang dengan mudahnya harus korupsi. Ini kan melukai hati masyarakat,” ujarnya
Informasi yang dihimpun, buron kasus dugaan suap Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Kementrian Kehutanan, Anggoro Widjojo ditangkap penyidik KPK di Tiongkok, Rabu (29/1). Anggoro menjadi buron KPK sejak tahun 2009 karena ia melarikan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Juni 2009 silam.