Timlo.net — Status Gunung Kelud dinaikkan dari aktif normal ke waspada pada Minggu (2/2) pada pukul 09.45 WIB. Kini mulai diberlakukan warning agar warga tidak mendekati lokasi gunung di radius 2 kilometer.
Petugas PVMBG yang ada di Pos Pantau Gunung Kelud telah melihat tanda-tanda gas beracun di radius dua kilometer, namun tingkat konsentrasinya belum diketahui secara pasti.
Khoirul Huda, Petugas Pos Pantau Gunung Kelud, menjelaskan munculnya gas beracun di radius dua kilometer dinilai suatu hal yang wajar.
“Ini merupakan salah satu parameter dari peningkatan status aktif normal ke waspada, oleh karena itu siapapun selain petugas dilarang mendekati di radius dua kilometer,” kata Khoirul Huda, Senin (3/2).
Meski belum belum diketahui berapa persen tingkat konsentrasi gas beracun namun dari pengamatan warga yang biasa melakukan kegiatan di sekitar kawah, bau belerang yang mengandung racun sudah sangat menyengat.
“Baunya sangat menyengat mas belerangnya, sehingga kami tidak berani naik dan takut terjadi apa-apa, selain itu jarak pandang hanya 5 meter karena kabut pekat menyelimuti lereng gunung,” kata Fatimah warga Sugihwaras yang setiap hari berjualan di sekitar kawah Gunung Kelud.
Sekedar diketahui aktivitas Gunung Kelud meletus terakhir pada tahun 1990 tepatnya pada 10 Februari hingga 13 Maret. Gunung yang berada di ketinggian 1.750 dpl ini kembali menunjukkan aktivitasnya pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November di tahun yang sama.
Kala itu peningkatan itu ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh.
Perubahan warna kawah itu hingga muncul status Awas (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak 16 Oktober 2007. Atas peningkatan status ini ribuan warga yang berada di radius 10 kilometer di lereng gunung harus mengungsi meski akhirnya tidak terjadi letusan.
[hhw] sumber : merdeka.com