Boyolali — Masyarakat di wilayah Boyolali diimbau untuk selalu menggunakan masker menyusul masih tebalnya abu vulkanik Gunung Kelud pasca letusan Jumat (14/2) kemarin. Selain itu, khusus bagi penderita penyakit jantung dan asma diharap untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Pasalnya penyakit bisa kambuh.
Imbauan tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Boyolali, dr Syamsudin. Dijelaskan, abu vulkanik dari gunung berapi, seperti Merapi, Kelud dan Sinabung, mengandung partikel logam dan dilika atau SiO2 yaitu serbuk kaca. Partikel ini bila masuk ke paru-paru bisa merusak dan menghancurkan sel alvelor paru. Akibatnya, paru-paru bisa berlubang kecil-kecil.
Sementara bila masuk ke mata, bisa mengakibatkan iritasi. Kondisi akan semakin parah, bila mata dikucek. Hal ini akan menyebabkan luka pada kornea. Disarankan untuk tidak mengucek mata saat terkena abu vulkanik.
“Sebaiknya mata jangan dikucek-kucek, bersihkan saja dengan menggunakan air bersih,” saran Syamsudin, Sabtu (15/2).
Syamsudin juga mengingatkan pentingnya penggunaan masker untuk menghindari debu vulkanik. Sebab jika menghirup abu vulkanik dalam volume besar bisa mengakibatkan gangguan saluran pernafasan atau infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
“Sekitar dua hari lagi, pasti banyak yang menderita batuk berdahak dan dada sakit,” imbuhnya.
Menyusul hujan abu yang berasal dari letusan Gunung Kelud, pria yang juga menjabat sebagai Ketua PMI Cabang Boyolali itu mengatakan PMI telah membagikan ribuan masker kepada masyarakat Kota Susu. Pembagian masker tersebar di sejumlah kecamatan, dengan sasaran semua yang membutuhkan.