Solo — Kelanjutan pengguliran dana revitalisasi pemukiman Griya Layak Huni (GLH) melalui lembaga pendonor UN Habitat dinilai semakin tidak jelas. Pemkot Solo pesimis kerjasama dengan UN Habitat masih akan berlanjut.
Diketahui, dana sekitar Rp 9 miliar dari UN Habitat untuk program GLH dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) GLH. Rencananya, dana tersebut akan dialihkan ke Pemkot dengan status hibah pada Juni mendatang.
Namun karena tidak ada kejelasan program itu, Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo tidak yakin kerjasama antara Pemkot dengan UN Habitat bisa berlanjut. “Pengelolaannya seperti apa, karena tidak menggunakan uang APBD. Jadi saya tidak konsentrasi ke sana,” kata Rudy, sapaan Walikota kepada wartawan, Kamis (20/3).
Awalnya dengan pengelolaan GLH, Pemkot berharap bisa mengatasi persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dana sebesar itu juga diharapkan bisa menjadi dana bergulir renovasi pemukiman RTLH.
Namun karena ketidakjelasan kapan hibah akan diberikan, Pemkot menjadi pesimis program itu bisa berjalan. Rudy sendiri kini enggan membahas lagi hal tersebut karena dipandang tidak memiliki progres yang jelas.
“Mending dibalekke (dikembalikan —Red),” ungkapnya.