Boyolali — Ribuan warga di enam desa di Kecamatan Cepogo kesulitan air bersih. Kondisi ini terjadi sudah sejak sebulan ini pasca banjir lahar dingin yang merusak jaringan pipa air bersih warga. Jaringan pipa air bersih warga berada di aliran Kali Gandul. Sementara hingga kini belum ada bantuan pipa dari instansi terkait.
Kesulitan air bersih yang dialami warga di enam desa, Cepogo, Sukabumi, Wonodoyo, Jombong, Genting dan Gubuk, semakin parah. Wargapun terpaksa memanfaatkan air di aliran Kali Gandul dengan bak penampungan seadanya. Akibatnya, kondisi air berwarna keruh dan kekuning-kuningan. Sementara perbaikan pipa yang sudah dilakukan belum bisa maksimal menyuplai air ke warga.
“Terpaksa mengkonsumsi air yang masih keruh, selain itu juga air hujan dan sebagian membeli air tangki harganya mencapai Rp 170 ribu pertangki,” ungkap Kades Cepogo, Mawardi, Senin (24/3).
Sementara bantuan air bersih dua tangki setiap hari dari PMI, diakui belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya. Untuk wilayah Cepogo sendiri, jaringan pipa yang rusak sepanjang 500 meter. Setidaknya ada tiga ribuan warga yang belum mendapatkan pasokan air secara maksimal. Padahal warga juga sudah melakukan perbaikan pipa di sumber airnya. Namun lantaran memanfaatkan pipa seadanya, sehingga hanya mampu mengalirkan sebagian saja. Bahkan suplai air di salah satu desa baru bisa dilakukan dua hari terakhir ini.
Di sisi lain, Kades Sukabumi, Sumarno, mengungkapkan selain menghanyutkan pipa saluran air, banjir lahar dingin juga menghacurkan bak penampungan air. Ada dua titik bak penampungan itu. Terpaksa warga membuat bak penampungan sementara yang terbuat dari tanah. Kondisi ini praktis membuat air tidak sejernih sebelum banjir lahar dingin lalu wargapun setiap hari harus membersihkan saluran sementara itu dari sampah yang menyumbat.