Wonogiri — Sebanyak 13 nama calon legislatif (Caleg) incumbent di Wonogiri terpaksa harus rela hengkang dari kursi empuk DPRD Wonogiri. Pasalnya capaian perolehan suara mereka jeblok di bawah rival satu partai ataupun rival beda partai.
Selain harus rela melepaskan singgasananya kepada para Caleg yang lolos dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dari hasil keputusan pleno rekapitulasi Minggu(20/4) hingga berakhir pada Senin (21/4) dini hari, mereka juga harus legawa menerima kekalahannya. Di sisi lain mereka juga harus siap-siap meratapi banyaknya biaya yang sudah mereka keluarkan untuk memcari dukungan dari warga masyarakat.
Dari data yang diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebutkan sebanyak 13 nama Caleg incumbent yang tidak mampu melenggang ke kursi dewan alias tumbang.
Untuk daerah pemilihan (Dapil) I Wonogiri terdapat tiga nama Caleg incumbent yang gagal adalah Sutrisno (Golkar); Retno Hariyani (Golkar); dan Dwi Hatmoko(PKS). Lalu untuk daerah Pemilihan (Dapil) II Wonogiri yakni Sulardi (PAN); dan Ahmad Zarief(PKS).Kemudian di Dapil III terdapat dua nama yakni Indah Retnowati (PDIP); dan Gatot Riyomo (Golkar).
Sedangkan untuk Dapil IV terdapat empat Caleg incumbent yang tumbang yakni Wahyudi (PDIP); Indun Suyetno (Gerindra); Rajiman (Golkar); dan Martanto (PDIP). Selanjutnya di Dapil V ada dua nama yakni Sutarno SR (PDIP); serta Giyarto (Golkar).
Sementara dari total jumlah 50 anggota DPRD Wonogiri periode 2009-2014 di helatan Pileg kali ini terdapat tiga nama yang memilih mengundurkan diri, Ngadiyono (PKS); Endah Umaryani (PDIP), serta Paino alias Abdullah Robani (PKS) yang mengundurkan diri beberapa bulan sebelum pesta demokrasi itu digelar.
Selain mengundurkan diri juga ada anggota dewan Wonogiri yang mencoba mengadu keberuntungan melangkah setingkat di atasnya, di antaranya Wakil Ketua DPRD Wonogiri Hamid Noor Yassin (PKS) yang menjajal keberuntungannya di tingkat DPR RI, dan Samino (Golkar) mencoba naik menuju DPRD Provinsi. Namun, langkahnya kandas di tengah jalan. Dia tidak mampu memenuhi kuota suara yang diperlukan sebagai modal dan syarat utama melenggang ke Semarang.