Boyolali — Dinas Kesehatan Boyolali mulai melakukan antisipasi masuknya penyakit middle east respiratory syndrome (MERS). Salah satunya dengan meminta kewaspadaan terhadap calon jemaah umroh dan haji. Selain itu, Dinkes juga meminta TKI asal Boyolali yang saat ini berada di Arab Saudi untuk selalu waspada.
Seperti diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Yulianto Prabowo, kewaspadaan itu sebagai antisipasi dini dari penularan penyakit MERS. Meskipun kasus penyakit yang belum lama ini terjadi di Timur Tengah itu belum ditemukan di wilayah Kota Susu. Selain itu, pemerintah juga belum melarang calon jemaah umroh maupun haji untuk berangkat ke Tanah Suci tahun ini.
“Boyolali belum ditemukan kasus MERS,tapi tetap akan kita pantau,” ungkap Yulianto ditemui di kantornya, Jumat (9/5).
Pihaknya mengimbau kepada calon jemaah umroh dan haji untuk senantiasa menjaga kondisi kesehatan sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Hal itu juga berlaku untuk calon tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Boyolali yang akan menjalani kontrak kerja di wilayah Timur Tengah. Khususnya untuk TKI dengan masa kontrak lebih dari setahun.
“Tidak hanya calon jemaah umroh atau haji, tapi juga bagi calon TKI yang mungkin akan bekerja di kawasan Timur Tengah, perkembangan kasus penyakit MERS tersebut juga perlu dicermati dan diwaspadai. “imbuh Yulianto.
Gejala orang yang terserang penyakit MERS, dijelaskan, secara umum mirip dengan orang yang terserang flu biasa. Infeksi MERS yang disebabkan oleh virus korona itu menyerang saluran pernafasan bawah (paru). Pasien yang mengalami infeksi ini akan mengalami demam tinggi, batuk, hingga sesak nafas. Pada paru terjadi radang paru akut atau pneumonia dan mudah terjadi komplikasi pada ginjal hingga berakibat gagal ginjal.
“Selalu jaga kondisi tubuh, minum vitamin, suplemen, dan menjaga jarak dari berbagai kemungkinan yang bisa menyebabkan penularan,” tandasnya.