Solo — Pesepakbola asal Rusia yang bermain di kompetisi Indonesia, Sergei Litvinov pusing tujuh keliling. Pasalnya, gajinya selama enam bulan saat berseragam PSLS Lhoksumawe di kompetisi IPL musim lalu, tak jelas.
Dalam rilis yang diterima Timlo.net, Jumat (9/5) malam, mantan pemain Solo FC saat Liga Primer Indonesia (IPL) ini mengaku tak menerima gaji dari klub asal Aceh Utara itu sejak bulan Juli tahun lalu. Alhasil, dirinya yang memiliki keluarga serta anak di negaranya Rusia, harus mengalami tunggakan hingga ratusan juta rupiah.
“Sejak bulan Juli 2013 lalu aku nggak dapat apa-apa dari manajemen PSLS. Bagaimana aku bisa hidup disini (Indonesia), padahal Aku punya keluarga, punya anak. Total PSLS nunggak gajiku Rp 124 juta,” kata Sergei dalam rilis yang dibuatnya, Jumat malam.
Desakannya kepada manajemen PSLS untuk segera membayar gajinya, bukan tanpa alasan. Diakuinya manajemen PSLS menggunakan dana APBD sebesar Rp 4,2 miliar musim kemarin, yang tak jelas sebagian uang tersebut lari kemana. Gajinya dan rekan-rekannya, bahkan hingga pelatih Nasrul Kotto harus meratapi nasib tak kunjung dipenuhi.
“Waktu aku masih di Aceh, sempat bertemu wakil Ketua KONI setempat, dia juga bingung uang entah ke mana. Katanya uang untuk tim ada di Kesra, tapi dari sana minta pertanggungjawaban atas Rp 4,2 M yang cair kemarin,” lanjut pemain yang akrab disapa ‘Bejo’ ini.
“Seperti biasa manajemen enggak berani memberikan bukti-bukti, pura-pura lagi mencari solusi. Keluhan pemain enggak pernah direspons, ya kita seperti main ping-pong. Pengurus nggak mau tanggung jawab, padahal dalam kontrak pemain mereka harus tanggung semuanya,” imbuh Sergei.
“Sekarang aku ada di Solo, enggak ada uang sama sekali untuk pulang ke Rusia. Beruntung aku punya teman-teman luar biasa baik di sini. Bahkan kemarin aku sakit, bernafas susah, sekarang sudah agak mendingan karena bantuan teman. Aku juga terpaksa bikin suntik sendiri, karena sama sekali enggak punya duit buat ke dokter. Aku enggak mau mati di Indonesia seperti Diego Mendieta atau Solomon Begondo,” pungkas Sergei.
Atas ketidakjelasan nasib gajinya di Lhoksumawe, Sergei pun harus menolak sejumlah kontestan Divisi Utama beberapa waktu lalu. Dirinya kini bingung harus mengadu kepada siapa. Hanya upahnya yang sangat diharapkan agar bisa kembali pulang ke Rusia dan menghidupi keluarganya.