Timlo.net — Kurangi konsumsi tomat untuk menghindari bau badan. Pesan inilah yang disampaikan seorang ahli kimia dan fisika yang memulai penelitian yang bernilai sekitar £640 million bagi industri deodorant di UK (United Kingdom).
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Medical Hypotheses, Dr Charles Stewart menjelaskan bagaimana bau badan ditentukan oleh faktor genetis yang mengontrol sebanyak apa ketiak mengeluarkan keringat dan jumlah keringat dan adanya bakteri seperti Corynebackterium yang hidup di kulit.
“Kita telah lama tahu bahwa bakteri ini mengubah keringat di ketiak menjadi bau dengan mencerna protein dalam keringat menjadi senyawa yang bau,” katanya kepada Dail Mail.

Beberapa orang beruntung karena gen mereka menghentikan kelenjar keringat di ketiak untuk bekerja dengan cara ini, jadi mereka tidak berbau. “Hal ini umum terjadi di Timur Jauh terutama di Korea. Akan tetapi untuk kebanyakan orang Barat berkeringat di ketiak dan mungkin berbau,” tambahnya.
Tapi dia percaya hal ini tidak disebabkan karena faktor genetis dan kebersihan diri yang buruk, tapi karena tomat. Dr Stewart telah bekerjasama lebih dari dua dekade dengan perusahaan obat untuk mengembangkan perawatan untuk kondisi kulit mulai dari eczema hingga kanker. Penemuannya bahwa tomat bisa menyebabkan bau berawal dari gelombang panas pada 2007 saat rekan kerjanya membuka jendela lebar-lebar jika dia ada di kantor.
Merasa malu, dia tahu bahwa dia memiliki masalah bau badan, tapi dia tidak bisa menghilangkan hal ini sekalipun sudah memakai banyak sabun. Lalu dia melihat bahwa batang tomat dipenuhi minyak yang berbau seperti keringat dan penasaran jika buah inilah yang menjadi penyebabnya.
Minyak di dalam buah ini mengandung terpene, zat kimia yang memberikan bau dan rasa pada buah dan sayuran seperti jeruk dan lemon. Saat Dr Stewart berhenti makan tomat, masalahnya selesai. Pada 2013, dia menambahkan tomat dan makanan kaya terpene lainnya pada menu makanannya.
Dalam sebuah eksperimen, dia makan empat tomat berukuran besar dan bau badan di ketiaknya muncul kembali, walaupun dia rajin menjaga kebersihan badan. Bau ini bertahan hingga tujuh hari. “Hal yang mengejutkan bahwa bau badan bisa bertahan demikian lama setelah satu kali makan,” katanya.
Walaupun dia tidak tahu pasti berapa banyak yang perlu dimakan hingga bau badan muncul, tapi 50 hingga 100 gram mungkin cukup. Dia percaya bahwa alasan senyawan yang mengandung terpene berpengaruh pada bau badan karena bagaimana zat ini diolah menjadi enzim yang memproduksi zat kimia yang berpengaruh pada bau badan.
Sebuah penelitian diterbitkan di jurnal Experimental Dermatology pada 2012 bahwa beberapa bau badan disebabkan oleh makanan-makanan tertentu. Laporan itu menganalisa beberapa penelitian sebelumnya bahwa senyawa di minyak ikan dihubungkan dengan bau badan.