Boyolali — Benjolan di leher kananya terus membesar hingga sebesar bola basket, dokter mendiagnosa dia menderita tumor jinak. Kondisi ini membuat Yeni Wahyuningsih (9) putri pasangan suami istri, Suparno dan Parinem, warga Dukuh Sriasih, Desa Karanggeneng, Boyolali Kota, rendah diri. Bahkan setiap kali diejek teman-temanya, Yeni hanya diam dan pulang sambil menanggis.
Ditemui di rumah kontrakanya, Yeni yang baru pulang sekolah didampingi sang ayah, Suparno, mempunyai keinginan bisa sembuh dari penyakitnya. Meski tidak begitu menganggu saat mengikuti pelajaran di sekolah, namun Yeni mengaku sering merasa pegal. Terutama saat tidur, Yeni tidak bisa miring ke kanan karena terganjal benjolan di leher yang sudah menjalar hingga bahu.
Sementara ayah Yeni, Suparno, mengaku benjolan tersebut dulunya hanya kecil. Saat itu, Yeni masih kelas I SD. Namun karena membesar, dirinya kemudian memeriksakan benjolan tersebut ke RSU Pandanaran Boyolali. Karena semakin membesar, kemudian dirujuk ke RSUD Moewardi. Di rumah sakit itu, sempat dilakukan operasi.
“28 hari setelah operasi muncul benjolan lagi dan terus membesar, saya bawa ke Moewardi, katanya tidak apa-apa dan tidak perlu operasi lagi, hingga saat ini,” cerita Suparno.
Suparno yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan upah Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu perhari begitu juga dengan sang istri, yang hanya sebagai pembantu, mengaku tidak sanggup untuk membiayai pengobatan anaknya. Meski selama ini menggunakan jamkesmas. Dirinya berharap ada uluran tangan yang bisa membantu anak perempuan satu-satunya itu sembuh dari penyakitnya.
“Saya hanya ingin anak saya sembuh, itu saja,” ungkap Parno penuh harapan.