Boyolali — Status Gunung Merapi mulai Jumat sore (23/5) pukul 16.00 WIB, diturunkan satu level, dari waspada menjadi normal. Penurunan status tersebut berdasarkan pengumuman yang disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekhnologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) Yogyakarta.
Camat Selo, Wur Laksono, mengakui pihaknya sudah mendapatkan pengumuman tersebut dan langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui perangkat desa. Hanya saja, meski status Merapi menjadi normal, masyarakat di Lereng Gunung Merapi tetap dihimbau untuk selalu waspada.
”Meski telah diturunkan statunya dari Waspada menjadi normal, warga jangan turun kewaspadaanya. Meski berstatus normal, aktivitas merapi tidak menentu. Silahkan melakukan aktivitas seperti semula, kalau yang bertani, ya bertani,” ungkap Camat Selo, Wur Laksana saat dikonfirmasi.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk benar benar mencermati informasi yang masuk terkait status Merapi. Masyarakat diminta untuk tidak begitu saja percaya terhadap infomasi yang sumbernya tidak jelas. Karena hal itu hanya akan menimbulkan kepanikan dan keresahan.
Sementara dalam pengumuman BPPTKG melalui akun twitter-nya, disebutkan penurunan status berdasarkan evaluasi aktivitas Merapi beberapa hari ini. Dimana, gempa multi phase (MP) guguran dan tektonik dengan rata-rata harian rendah. Sementara gempa vulkanik low frequency (LF), gempa low high frequency (LHF) sebagai indikasi terjadinya letusan minor atau kecil, sudah tidak terjadi.
Selain itu, suara gemuruh serta dentuman tidak terdengar dalam dua pekan terakhir. Meski begitu, untuk para pendaki tetap di rekomendasikan pendakian ke puncak Gunung Merapi tapi hanya sampai pasar bubar atau di luar radius satu kilometer dari puncak Merapi.