Sragen – “Dewa Amral”. Begitulah lakon dalam sebuah pewayangan yang pada Rabu (28/5) malam menjadi hiburan warga Sragen sebagai salah satu rangkaian dalam Peringatan Hari Jadi Sragen yang ke-268.
Lakon yang termasuk langka dibawakan oleh para dalang tersebut menjadi suguhan menarik yang malam itu digelar di Alun-alun Sasono Langen Putro Sragen.
Menariknya lagi lakon Dewa Amral itu dimainkan oleh dua dalang sekaligus dengan dua pakeliran. Dua dalang dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Sragen tersebut masing-masing Ki Romo Sutrisno dan Ki Aji Mulyanto.
Menurut Ki Sutrisno, lakon Dewa Amral menceritakan tentang salah satu tokoh pendowo yaitu Puntadewa dalam upayanya mencarikan ampunan dan menebus dosa yang dilakukan kedua orang tuanya.
“Ceritanya ketika meninggal orang tua Puntadewa ini yaitu Prabu Pandu Dewanata itu masuk neraka. Sebagai anak pertama Puntadewa ini ingin menjadi anak yang sholeh, ingin menyuargakan (memasukkan dalam surga) orang tuanya. Waktu itu dia melakukan pertapaan sehingga menggegerkan kayangan. Kemudian bathara guru memanggil Puntadewa agar datang kekayangan,” kata Ki Romo Sutrisno kepada wartawan sebelum memulai pertunjukannya.
Sutrisno melanjutkan, tetapi yang datang malah adik-adiknya seperti Werkudara. Kemudian Puntadewa diingatkan oleh istrinya, adik-adiknya saja berjuang untuk menyelamatkan orang tuanya, tetapi Puntadewa justeru diam saja hanya bertapa.
“Akhirnya Puntadewa tergugah dan timbul amarah lalu menjelma menjadi buto (raksasa, Red) yang sangat besar dan menggugat kayangan agar memasukkan Pandu ke surga. Jadi Dewa Amral ini adalah jelmaan dari Puntadewa,” kata Sutrisno yang juga anggota DPRD Sragen dari PDIP ini.
Sutrisno menambahkan, jika dikaitkan peringatan Hari Jadi Sragen yang ke-268 ini, cerita itu mengandung makna bahwa untuk menjadikan Sragen yang lebih baik diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh seperti yang dilakukan Puntadewa tersebut. Dia juga mengajak agar masyarakat tetap rukun dan bersatu untuk kesejahteraan Sragen.