Solo – Media memiliki peran penting dalam meredam efek terorisme. Terkadang, sebuah pemberitaan media dapat menyulut efek domino yang ditangkap masyarakat. Namun, jika marwah jurnalistik dipegang erat maka hal tersebut akan memberi informasi dan mengedukasi masyarakat.
Perwakilan Dewan Pers Pusat, Imam Wahyudi mengatakan sebuah media dapat mengambil posisinya masing-masing. Mereka dapat memposisikan diri sebagai sebuah ‘obor’ yang menghasilkan panas atau cahaya. Pastinya, lanjut Imam, kedua efek yang dihasilkan tersebut membawa dampak masing-masing bagi keamanan dan ketentraman masyarakat.
“Kalau menjadi panasnya, maka akan mengakibatkan hiruk pikuk di masyarakat. Tapi, kalau sebuah media memposisikan dirinya sebagai cahaya maka akan memberi penerangan, informasi dan edukasi kepada masyarakat,” terang Imam dalam Pelatihan Jurnalisme Damai bagi wartawan dan Pimpinan Redaksi di hotel Sahid Jaya Solo, Sabtu (5/7) malam.
Seorang jurnalis harus mampu memetakan situasi saat akan membuat sebuah tulisan dengan tema terorisme. Jangan sampai hasil laporan yang dibuat berdampak meresahkan masyarakat dan menyulut api permusuhan.
“Jadi saling memiliki peran penting, baik pimpinan redaksi maupun reporter untuk membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Melalui pembelajaran, pelatihan dan pengalaman, tambah Imam, diharapkan seorang jurnalis dapat mengaplikasikan ilmunya saat menyajikan sebuah laporan peliputan untuk menjaga ketentraman dan keamanan masyarakat.