Sragen – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro Sragen kawalahan tangani pasien gagal ginjal yang semakin bertambah jumlahnya.
Sementara, pihak rumah sakit sendiri masih memunyai peralatan yang terbatas hingga tidak semua pasien gagal ginjal bisa mendapat pelayanan.
Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, dr Finuril Hidayati membenarkan, jumlah pasien gagal ginjal di bumi sukowati yang dirawat di Hemodialisa ada kecenderungan mengalami peningkatan. Untuk melayani jumlah pasien yang semakin meningkat itu pihaknya hanya memunyai peralatan sebanyak 9 unit alat hemodialisis .
“Dari Sembilan alat itu kita sisakan satu unit. Ini untuk mengantisipasi bila ada pasien yang datang mendadak dan memerlukan penanganan sesegera mungkin kita siap,” katanya.
Untuk itu Finuril menampik jika dikatakan RSUD Sragen menolak pasien gagal ginjal untuk berobat. Karena ketika ada pasien yang datang semua peralatan kemungkinan sedang dipakai sehingga pihaknya terpaksa tidak bisa memberikan pelayanan.
“Memang ketika sudah sampai gawat darurat ingin segera ditangani kita tidak bisa melayani karena penuh,” terangnya.
Finuril menjelaskan untuk pelayanan di ruang Hemodialisa sendiri, pihaknya telah menerapkan dua shift. Tetapi karena jumlah pasien semakin bertambah dan ruangan penuh, sehingga jika ada pasien yang datang harus dirujuk ke rumah sakit lain. Karena kondisi itu, Finuril mengungkapkan, RSUD dianggap menolak untuk menangani pasien gagal ginjal.
”Sering kali RSUD dikira menolak pasien, padahal ruang perawatan memang sudah penuh dan tidak memungkinkan jika dipaksakan,” ujar Finuril.