Sragen – Proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) bakal menggusur dua masjid dan satu sekolah dasar (SD) negeri di Sragen, selain menggusur tanah dan bangunan milik warga serta tanah kas desa. Namun tanah dan bangunan tergusur itu dipastikan akan diganti dan dibangun seperti semula.
Ketua Panitia Pembangunan Tanah (P2T) Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan, dua masjid terkena dampak jalan tol adalah di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal dan di Desa Karangmalang Kecamatan Masaran. Proses ganti rugi dua tempat ibadah terkena proyek tol Soker, sejauh ini tidak ada masalah karena masjid berdiri di atas tanah wakaf.
Menurut Tatag, proses pembebasan lahan masjid relatif berbeda dengan pembebasan tanah milik warga biasa. Untuk bisa membebaskan lahan tempat ibadah, P2T membutuhkan surat rekomendasi dari Badan Wakaf Indonesia (BWI).
“Untuk kedua tempat ibadah itu memang tinggal menunggu surat rekomendasi dari BWI dan kemudian dipindah di tempat baru yang tidak jauh dari lokasi semula,” kata Tatag kepada wartawan, Jumat (5/9).
Tatag memastikan, fungsi tempat ibadah nantinya tetap ada dan hanya dipindah di tempat lain seperti semula. Sementara untuk tanah kas desa tergusur, sejauh ini sudah tidak ada masalah. Izin pembebasan lahan tanah kas desa sudah dimintakan kepada gubernur Jawa Tengah.
Sedangkan SD negeri bakal tergusur adalah SD Sidodadi I di Desa Sidoda, Kecamatan Masaran. Berdasarkan data, sebanyak 21 desa dan satu kelurahan di enam kecamatan terkena proyek jalan tol Soker. Desa-desa itu berada di Kecamatan Masaran 6 desa, Sidoharjo 6, Sragen 2, Ngrampal 3, Sambungmacan 3 dan Gondang 1.