Klaten – Belasan warga Desa Tulung, Kecamatan Tulung mempertanyakan tindak lanjut bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Klaten. Pasalnya, sejak pertengan 2013, warga baru menerima bantuan empat batang kayu blandar.
Salah satu penerima bantuan kayu, Hadi Bejo (80), warga Delukan RT 19 RW 9, Desa Tulung mengatakan, dirinya hingga kini masih menantikan kelanjutan bantuan perrumah senilai Rp 7 juta. Mengingat rumahnya berlantai tanah dengan dinding berbahan bambu itu kondisinya sudah reot dan hampir rubuh.
“Sejak tahun lalu (2013) terima kayu, tapi kok sampai sekarang kelanjutan bantuan bahan material mentah lainnya tak kunjung datang. Padahal saat terima bantuan kayu itu sempat berpikir untuk merubuhkan gubug ini. Untung saja tidak jadi saya rubuhkan,” katanya.
Kini Bejo hanya bisa pasrah dengan datangnya bantuan RTLH itu.
“Kalau sekarang saya tidak punya uang untuk membangun rumah. Kalau bantuan material jadi direalisasikan, ya syukur alhamdullilah. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Namanya juga bantuan,” lanjut Bejo, Senin (22/9).
Sementara Kepala Dusun (Kadus) Tulung, Margono menjelaskan, dirinya kerap mendapat pertanyaan dari warga tentang bantuan RTLH. Padahal ia tak mengetahui asal-muasal bantuan itu dan merasa tak pernah ada sosialisasi serta koordinasi.
“Kalau di dusun ini ada lima warga yang mendapatkan bantuan kayu, yakni Delukan dan Pater. Ketika penyerahan yang mengurusi Kadus Baturan, Bowo karena saat itu saya sedang ada acara kondangan pernikahan. Jadi saya tidak tahu-menahu, bahkan tak pernah diajak rembugan,” jelasnya saat ditemui Timlo.net.
Margono menambahkan, ia juga sudah menanyakan kelanjutan bantuan itu ke Kepala Desa (Kades) Tulung.
“Jawabannya disuruh menunggu perkembangan dan pasti akan direalisasikan,” tambahnya.