Klaten — Pohon kelapa dengan nama latin ”Cocos nucifera” pada umumnya hanya tumbuh tinggi menjulang tanpa cabang. Berbeda dengan pohon kelapa milik Trigono (65) warga Desa Keputran, Kemalang, Klaten. Pada ujung sebatang pohon kelapa miliknya itu bercabang menjadi lima bagian.
Saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari Pasar Kembang, Kemalang, Trigono menuturkan, semula pohon kelapa itu tumbuh dengan normal tanpa cabang layaknya pohon-pohon kelapa yang lain. Namun lambat laun mulai bercabang menjadi dua bagian sampai lima cabang hingga sekarang.
“Pohon ini saya tanam sekira tahun 2.000-an. Bibitnya berasal dari pemberian seorang kawan yang saat itu bekerja jaga malam di sebuah apotek, tak jauh dari Stadion Trikoyo, Klaten. Malam itu, dia menemukan pohon kelapa jatuh dan esok paginya diberikan kepada saya,” tutur Trigono, pensiunan PNS Klaten kepada Timlo.net, Selasa (15/10).
Lebih lanjut, Trigono mengatakan, keunikan pohon kelapanya tersebut mengundang perhatian warga setempat untuk meminta bibitnya. Namun setelah ditanam di rumah mereka masing-masing, ternyata pohon kelapa itu tumbuh seperti biasa, tanpa cabang.
“Selain minta bibit kelapa, ada juga beberapa orang yang minta buahnya untuk dijadikan sarana pengobatan. Tapi saya kurang tahu, apakah buahnya manjur untuk penyembuhan apa tidak,” katanya.
Bagi Trigino, pohon kelapa setinggi 4 meter yang terletak di teras rumahnya itu tidak akan ditebang maupun dijual. Meskipun sekira setahun terakhir ini buah kelapanya tidak tumbuh lagi.
“Setelah saya bersihkan setahun lalu lantaran mengenai kabel listrik, buah kelapanya tidak tumbuh lagi. Bahkan pernah ada orang yang ingin membeli pohon ini ditukar dengan mobilnya. Namun tidak saya berikan pasalnya sebagai klangenan dimasa tua ini,” pungkas Trigono.