Minggu, Februari 5, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Nasional

Warga Lereng Gunung Kelud Konsumsi Air Belerang

by
15 November 2014 | 06:15
in Nasional, Umum
Share on FacebookShare on Twitter

Timlo.net – Warga desa lereng Gunung Kelud di Kediri Jawa Timur terpaksa mengonsumsi air mengandung belerang dan pospat untuk keperluan sehari-hari. Hal ini disebabkan sumber air terkontaminasi material vulkanik terbawa hujan dari puncak gunung. Warga berharap pemerintah sudi membagi air layak konsumsi untuk keperluan memasak dan air minum.

Memasuki musim penghujan di kawasan lereng Gunung Kelud membuat air biasa dikonsumsi warga berubah menjadi kecoklatan. Seperti terlihat di bak penampungan air di Dusun Laharpang Desa Puncu, air terlihat kotor dan berbau belerang, meski tidak menyengat. Padahal di dalam bak penampungan telah dilengkapi proses penjernihan, namun air tetap keruh.

Air di bak penampungan ini diperoleh dari beberapa mata air serta sodetan dari Sungai Sarinjing berhulu di kawasan lereng Gunung Kelud. Pascaerupsi Februari 2014 lalu banyak material vulkanik terbawa aliran sungai serta menutupi mata air.

Warga secara swadaya telah melakukan pembersihan bak penampungan dari material vulkanik terbawa aliran air, namun upaya itu tidak membuahkan hasil. Dari bak penampungan ini air didistribusikan ke puluhan desa di dua kecamatan, yakni Puncu dan Kepung.

Menurut peneliti Konsorsium Pengurangan Risiko Bencana Nasional (KPRBN) Prof A Kosasih, air keruh berasal dari lereng Kelud mengandung belerang dan pospat dalam kadar tinggi.

“Bila dikonsumsi sebagai air minum dalam jangka lama dapat mengendap di saluran kemih, sehingga menimbulkan penyakit. Kami merekomendasikan dibangun water treatment sebelum digunakan keperluan sehari-hari,” katanya, Jumat (14/11).

Sementara itu, Suparmi (45), warga lereng Kelud di Desa Puncu mengaku terpaksa menggunakan air keruh untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan air minum. Meski mengetahui air itu berbahaya, warga mengaku tidak memiliki pilihan lain karena pemerintah daerah tidak lagi mendistribusikan air bersih. [hhw]

 

Sumber : merdeka.com

BacaJuga

Libur Panjang, Siswa SMP Jualan Telur Uap Belerang

Hirup Gas Belerang, 3 Pekerja Pingsan

Awas, Lahar Dingin Kelud

Tags: Beleranggunung keludkelud

Previous Post

Dalam 8 Jam, #GubernurAhok Jadi Perbincangan 20 Juta Orang

Next Post

Bangun Tol Laut, Jokowi-JK Batasi Keterlibatan Asing

Berita Terkait

Libur Panjang, Siswa SMP Jualan Telur Uap Belerang

5 Mei 2016

Hirup Gas Belerang, 3 Pekerja Pingsan

23 Juli 2015

Awas, Lahar Dingin Kelud

17 November 2014

Pasoepati Donasikan Rp 50 Juta untuk Korban Gunung Kelud

15 Maret 2014

The Sunan Hotel Solo Peduli Bencana

14 Maret 2014

19 Pendaki Gunung Slamet Dievakuasi Tim SAR Gabungan

12 Maret 2014
Next Post

Bangun Tol Laut, Jokowi-JK Batasi Keterlibatan Asing

Terkini

Arema FC Masih Jauh dari Dewi Fortuna

5 Februari 2023

Membanggakan, Tujuh Film Indonesia Tayang di IFFR Belanda

5 Februari 2023

Bawa Pulang Tiga Poin, PSIS Semarang Terapkan Strategi Ini

5 Februari 2023
PSS Sleman Punya Modal Bagus Buat Kalahkan Arema FC

Persib Bandung Berburu Puncak Klasemen, PSS Pasang Kuda-Kuda

5 Februari 2023
Pemalsu Sertifikat Vaksin Ditangkap, Jual Rp370 Ribu ke Pembeli

Hendak Terima Paket Berisi Sabu, WN India Ditangkap

5 Februari 2023






  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved