Solo — Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar tidak hanya berdampak negatif bagi perekonomian secara makro di Indonesia. Sejumlah pedagang elektronik di wilayah Solo juga berusaha memutar otak agar bisa meminimalisir kerugian.
Pemilik toko komputer Sentral Sistika, Bimo Boediono mengatakan, selama dua bulan terakhir ini dirinya mengaku kelabakan untuk bisa menjalankan binis jualan komputer. Karena selain daya beli masyarakat turun kenaikan Dolar yang terus melambung saat ini membuat sejumlah harga barang yang dijualnya terus mengalami kenaikan.
“Jika dibandingkan dengan kondisi normal, sejak awal Januari kemarin kita mengalami penurunan penjualan sekitar 15 persen,” ujarnya, Selasa (17/3).
Kondisi tersebut diperparah dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang terjadi sekarang ini. Sehingga menyebabkan beberapa barang elektronik seperti laptop, PC dan sekaligus spare part-nya mulai merangkak naik. Bahkan kenaikanya bisa mencapai 10 hingga 20 persen.
“Untuk stok barang sih aman, hanya saja harganya yang melonjak tajam karena pengaruh Dolar,” jelasnya.
Hal sama juga di utarakan Bendahara Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Solo, Sutarto. Dirinya mengatakan banyak pengusaha memilih untuk menghentikan sementara untuk order barang. Hal itu dikarenakan harganya yang terlalu sangat mahal.
“Karena untuk barang elektronik banyak yang impor dari luar sehingga sangat berpengaruh terhadap mata uang Dolar,” ungkapnya.
Menurutnya penurunan jumlah pembeli sebenarnya sudah dirasakan sejak beberapa waktu yang lalu sebelum Dolar naik. “Apalagi sekarang mulai naik tentu akan bertambah sepi lagi,” tandasnya.